Raja Baru Properti : Trihatma K. Haliman

Posted: 19 November 2010 in Biografi
Tag:, , , , ,

Trihatma Kusuma Haliman

Berani memulai bisnis di saat krisis, itulah intisari pembicaraan Trihatma Kusuma Haliman pada sesi acara success story Investor Summit 2010. Sosok dan pribadi Trihatma, tak banyak orang yang tahu. Kalangan bisnis dan investor, mungkin lebih mengenal PT. Agung Podomoro Land, Tbk (APLN), dibanding sosok Trihatma yang notabene merupakan pendiri dan pemilik perusahaan properti tersebut. Suryopratomo yang memandu acara itu, menggambarkan sosok Trihatma sebagai pribadi yang humble, jauh dari hingar bingar selebritas dan pentas.

Agaknya dia orang yang penuh prinsip. Begitu kesan yang muncul dari pria kelahiran Jakarta 58 tahun lalu itu. Dan prinsip-prinsip itulah yang dibagikan kepada kami, para peserta temu investor pasar modal Indonesia. Memulai usaha di usia yang relatif muda, Trihatma banyak menyerap filosofis dan gaya kepemimpinan sang ayah. Dari ayahnya-lah, Trihatma belajar bagaimana mengelola dan mengolah tanah. Tahun 1974, menjadi awal karier Trihatma di bisnis tanah dan properti. Dengan bermodalkan Rp 270 juta dari hasil pinjaman bank, Trihatma memberanikan diri mengakuisisi proyek properti di daerah Sunter Podomoro, Jakarta Utara. Kelak, dari wilayah itulah bisnis ayah dua anak itu terus maju dan berkembang.

Menurutnya, ada dua kunci keberhasilan dalam berbisnis properti : Lokasi dan Momentum. Krisis Asia tahun 1997-1998, menjadi momentum keberhasilan Trihatma. Pada masa itu, dia banyak membeli landbank di wilayah-wilayah strategis Jakarta. Orang-orang yang terlilit krisis, melepas tanah-tanah mereka dengan harga cukup murah. Kemudian dari tempat strategis itulah dia mendirikan puluhan apartemen dan mal. Plaza Semanggi, Central Park, dan Pakubuwono Residences, adalah proyek-proyek prestisius garapan Trihatma. Dari hasil bisnis properti inilah, majalah Forbes menempatkannya ke dalam kelompok 40 orang terkaya di Indonesia. Dengan kekayaan sebesar USD 900 juta pada tahun 2008, Trihatma duduk di urutan ke-8.

Kuningan City, proyek APLN yang dikebut penyelesaiannya

Seperti halnya bursa saham dan emas, Trihatma memperlakukan tanah layaknya berinvestasi di kedua instrumen tersebut. Beli di saat harga turun, dan melepasnya di harga puncak. Selain harga, timing yang tepat-pun harus pula diperhatikan. Trihatma berujar, krisis 2008 yang meruntuhkan pasar properti Abang Sam, tak membuatnya ciut. Menurutnya, justru saat inilah momentum Agung Podomoro untuk mengakuisisi tanah-tanah murah nan strategis. Sekaligus mempercepat penyelesaian proyek-proyek properti, dengan harapan di saat proyek tersebut selesai, ekonomi akan pulih dan calon pembeli-pun antri membelinya. Membangun citra dan kepercayaan masyarakat, menjadi salah satu misi Trihatma ke depan. Untuk itu, maka jor-joran iklan Agung Podomoro terlihat dimana-mana.

Trihatma, boleh jadi satu dari sekian ratus ribu pemain properti yang memiliki konsep cukup cemerlang. Dia memperkirakan dalam jangka waktu lima tahun ke depan, lalu lintas Jakarta akan crowded dan memuakkan. Maka pada saat itulah, kaum urban akan memilih tinggal di tengah kota yang dekat dengan kantor tempat mereka bekerja. Konsep ”back to the city”, merupakan pengejawantahan dari ramalannya tersebut. Dengan menawarkan apartemen terjangkau di area downtown, Trihatma sekaligus membantu pemerintah mengurai kemacetan kota.

Selain merajai apartemen, Trihatma juga ikut merambah sektor mal dan pusat perbelanjaan. Setelah sukses mengembangakan pusat perbelanjaan papan atas Senayan City, kini mal untuk kalangan jetzet-pun kembali dibesut. Mengkombinasikan kantor, mal, dan apartemen dalam satu lokasi, Kuningan City hadir menyemarakkan poros sabuk belanja Satrio-Casablanca. Dengan menghadirkan tenant-tenant wahid kelas dunia, Kuningan City ingin memposisikan dirinya sebagai mal dengan titel AAA. Proyek yang diperkirakan rampung medio 2011 mendatang, digadang-gadang akan menjadi pusat gaya hidup paling prestisius di jantung ibu kota Jakarta.

Ke depan, masyarakat tentunya menunggu gebrakan Trihatma dalam membangun proyek properti prestisius lainnya. Terlebih lagi, Agung Podomoro baru mendapatkan dana segar senilai Rp 1,8 triliun dari hasil IPO-nya di Bursa Efek Indonesia. Kita tunggu saja. Semoga benar apa yang dituturkan vice prersident Agung Podomoro, “Pak Tri bakalan kencang berlari”.

sumber gambar : http://www.skyscrapercity.com

Central Park, salah satu proyek terbaik Agung Podomoro

Tinggalkan komentar