Buat Anda yang baru pertama kali ke Jepang, Tokyo merupakan destinasi awal yang wajib dikunjungi. Selain karena ibu kota negara, Tokyo juga menawarkan tempat wisata, belanja, serta kuliner yang menarik. Asalkan mempunyai jadwal perjalanan yang tepat, Anda bisa mengunjungi beberapa tempat di kota ini dalam satu hari. Terlebih buat kamu yang memiliki waktu dan budget terbatas, memadatkan beberapa obyek wisata dalam sehari merupakan suatu keharusan. Mengunjungi Asakusa misalnya, bisa juga sekalian menaiki Tokyo Skytree. Atau ke Shinjuku, bisa seharian mengelilingi beberapa obyek, seperti taman nasional Shinjuku Gyoen, Kabukicho, dan Shin Okubo.
Ada beberapa hal yang membuat kita betah berjalan-jalan mengelilingi kota ini. Yang pertama, kota ini ramah bagi pejalan kaki. Trotoar-trotoar disana cukuplah lebar, seperti halnya pedestrian di SCBD dan Jalan Sudirman, Jakarta. Bukan hanya terfokus di pusat kota, trotoar semacam itu hampir merata di seluruh kota. Yang kedua, jaringan transportasinya yang sangat keren. Untuk level Asia, Tokyo merupakan kota dengan sarana perkereta-apian terbaik. Kota ini jauh melampaui kota-kota maju lainnya seperti Hongkong dan Singapura. Yang ketiga, masyarakatnya yang tertib. Entah kenapa, orang Tokyo – dan Jepang pada umumnya – sangatlah tertib. Yang saya perhatikan mereka rela mengantri, demi mempersilahkan orang lain agar bisa lebih dahulu. Di setiap zebra cross, pengemudi akan berhenti ketika melihat ada orang yang hendak menyeberang. Tak ada orang yang berebut untuk mendahului, atau mengklakson kendaraan di depannya. Yang juga cukup mendukung ialah cuacanya yang sejuk. Terutama di bulan Maret sampai April, serta Agustus hingga November, berjalan kaki di Tokyo terasa tak berkeringat.
Karena kondisi yang nyaman itulah, banyak orang yang kemudian memilih berlibur di kota berpenduduk 35 juta tersebut. Nah, bagi Anda yang hendak ke Tokyo, ada beberapa obyek wisata yang bisa menjadi prioritas untuk dikunjungi:
Shinjuku
Kawasan ini merupakan distrik di pusat kota Tokyo yang cukup berwarna. Disini Anda bisa menemui aneka ragam pertokoan, mulai dari toko barang branded, kafe, restoran, bar, hingga toko-toko kecil yang menjual barang seadanya. Ketika malam tiba, semua neon sign yang berada di atas toko menyala berpendar. Tak sedikit dari mereka yang memiliki billboard berukuran besar, dengan cahaya lampu membetot para pelintas. Shinjuku terbagi dalam beberapa area. Salah satunya ialah Kabukicho. Memang area ini dikenal sebagai red district-nya Tokyo. Tapi area ini juga dikenal karena tempat hiburannya yang menawarkan live music, teater, serta sinema. Kalau Anda naik MRT dan turun di stasiun Seibu Shinjuku, cari saja Kabukicho Tower. Gedung ini bersebelahan dengan gedung yang ada kepala gozila-nya. Nah, di Kabukicho Tower banyak terdapat sentra hiburan yang baru diresmikan tahun lalu.
Selain tempat hiburan, di area ini ada pula toko fesyen GU. GU merupakan jaringan ritel versi murahnya Uniqlo. Kalau di Indonesia Anda bisa menjumpai Uniqlo dimana-mana, namun tidak dengan GU. Ya, GU hanya beroperasi di Jepang, dengan menjual baju-baju seperti di Uniqlo dengan harga relatif terjangkau. Gak aneh kalau banyak orang Indonesia yang kemudian shopping disini. Selain deretan pertokoan, Shinjuku juga memiliki taman untuk memanjakan mata. Yang terkenal adalah taman nasional Shinjuku Gyoen. Taman seluas 58 hektar ini mirip seperti Kebun Raya Bogor yang berada di tengah kota. Ada lebih dari 20.000 pohon disini, dimana sekitar 1.500-nya merupakan pohon sakura. Shinjuku juga terkenal dengan resto dan bar-bar kecil yang hanya berisi beberapa kursi. Di Omoide Yokocho, sebuah gang yang terletak di sebelah stasiun JR Shinjuku, ada sekitar 60 bar dan restoran yang menjual sake, serta makanan khas Jepang seperti ramen, sushi, dan yakitori.
Shibuya
Kalau Anda pernah melihat foto atau video orang-orang bergerombol menyeberangi jalanan Tokyo, nah itu adalah Shibuya scramble crossing. Konon katanya ada sekitar 45.000 orang yang melintasi persimpangan ini setiap 30 menit sekali. Gak heran kalau Shibuya scramble crossing dijuluki sebagai persimpangan tersibuk di dunia. Saking sibuknya tempat ini, sering menjadi lokasi shooting film yang menggambarkan keriuhan sekaligus keteraturan ala Jepang. Salah satu film yang mengambil latar disini adalah “The Fast and the Furious: Tokyo Drift”. Film ini sempat menjadi box office dan digandrungi oleh remaja Indonesia di pertengahan dekade 2000-an. Kalau Anda ingin mencari oleh-oleh, maka di Shibuya banyak sekali toko-toko yang menjual cenderamata unik khas Jepang. Di simpang enam Shibuya, ada beberapa toko kecil yang menjual pernak-pernik dengan harga cukup murah. Cenderamata seperti hiasan dinding, magnet kulkas, dan gantungan kunci, dijual seharga ¥500 – ¥1.000. Tak jauh dari situ, ada pula toserba Mega Don Quijote. Toko ini merupakan salah satu dari beberapa jaringan Don Quijote, selain di Ginza, Asakusa, dan Shinjuku. Dari beberapa toko tersebut, saya merasa yang di Shibuya inilah yang paling nyaman. Bagi orang Indonesia, Mega Don Quijote merupakan kunjungan wajib. Karena disini dijual aneka kosmetik, mainan anak, cenderamata, serta makanan khas Jepang. Saya sempat membeli beberapa item disini untuk dibawa pulang.
Oiya, di Shibuya adapula patung hachiko yang menjadi landmark distrik tersebut. Letaknya berada di persimpangan scramble crossing yang tak jauh dari stasiun Shibuya. Patung ini juga menjadi tarikan para pelancong yang hendak berfoto-foto. Hachiko adalah seekor anjing yang kabarnya sangat setia menanti majikannya pulang. Setelah anjing itu mati, ia lalu diabadikan dalam bentuk patung perunggu oleh pemerintah Jepang. Kalau Anda hendak melihat pemandangan Tokyo, maka Shibuya Sky merupakan pilihan yang tepat. Dari gedung setinggi 229 meter itu, Anda bisa melihat pencakar langit, seperti Tokyo Skytree dan Tokyo Tower. Kalau cuaca sedang cerah, nampak pula Gunung Fuji di kejauhan. Dari atas Shibuya Sky, akan terlihat tata kota Tokyo yang rapi jali. Dan yang paling menarik, Anda bisa menyaksikan orang-orang melintasi zebra cross Shibuya dan berebut untuk sampai ke seberang. Karena banyaknya turis yang hendak menaiki Shibuya Sky, tiketnya-pun harus dipesan jauh-jauh hari. Tiket untuk orang dewasa dibanderol seharga ¥2.500, lebih mahal dibandingkan untuk anak-anak yang cuma ¥2.100.
Ginza
Dari sekian banyak distrik belanja di Tokyo, Ginza-lah yang paling mewah. Hampir semua merek fesyen, perhiasan, dan alas kaki yang tergolong hi-end, membuka tokonya di distrik ini. Sebut saja misalnya Salvatore Ferragamo, Rimowa, Dior, atau Burberry, semuanya memiliki toko yang minimal terdiri dari tiga lantai. Uniqlo yang merupakan merek asli Jepang, punya flagship store-nya disini hingga 12 lantai. Bagi Anda yang demen belanja barang-barang branded, Ginza memang surganya. Di seberang Uniqlo, ada pertokoan Ginza Six yang mirip-mirip Plaza Indonesia. Kalau Anda hendak berbelanja disini, jangan lupa tunjukkan paspor untuk beroleh harga bebas pajak (duty free). Di area Ginza 8, terdapat pula toko mainan Hakuhinkan Toy Park yang kesohor itu. Toko ini terdiri dari lima lantai yang menjual aneka mainan seperti tamiya, tamagotchi, robot-robotan, dan boneka lucu. Di lantai teratas, terdapat pula sirkuit besar, tempat dimana Anda bisa memacu mobil-mobilan kecil (minicar). Datang kesini, seperti nostalgia ke masa kecil, masa ketika kami ikut kompetisi balap tamiya.
Asakusa
Setelah puas berbelanja dan berburu pernak-pernik cantik, sudah saatnya Anda melihat-lihat kebudayaan khas Jepang. Salah satu tempat yang bisa merepresentasikan kultur Jepang adalah kuil Budha Senso-ji. Kuil ini terletak di distrik Asakusa, di sebelah timur laut kota Tokyo. Sebelum masuk ke dalam Senso-ji, Anda akan bersua dengan gapura besar yang di tengahnya terdapat kaminarimon. Benda ini merupakan sebuah lentera besar berwarna merah, dengan berat mencapai 700 kg. Antara gapura dengan kuil, dihubungkan oleh sebuah pasar tua yang disebut Nakamise-dori. Kalau Anda masih mencari oleh-oleh yang belum bersua, coba saja cari di pasar ini. Selain cenderamata, disini juga dijual kudapan ringan seperti kue dorayaki, mochi, dan omamori. Setelah melewati jalan sepanjang 200 meter, Anda baru berjumpa dengan kuil Senso-ji. Di sebelah kiri kuil yang berumur 1.400 tahun itu, terdapat pagoda setinggi lima lantai dan kuil Shinto Asakusa. Karena kuil dan pagoda ini merupakan salah satu jenama kota Tokyo, tak afdol kiranya kalau Anda tak mengambil gambar disini.
Tak jauh dari Kuil Senso-ji, terdapat taman Sumida yang berada persis di tepi sungai Sumida. Dari taman inilah kita bisa berkodak ria dengan latar belakang Tokyo Skytree. Menurut cerita masyarakat setempat, konon di sungai inilah dua orang nelayan menemukan sebuah arca Budha yang kemudian menjadi cikal bakal kuil Senso-ji. Tak jauh dari kuil, ada sebuah museum yang memperlihatkan kehidupan para samurai. Disini Anda bisa mencoba mengenakan baju besi samurai, sekaligus memperagakan gerak-gerik mereka dengan pedang samurai. Museum ini bernama Samurai Ninja Museum Tokyo yang baru dibuka pada Desember tahun lalu.
Odaiba
Salah satu tempat yang juga banyak dikunjungi para pelancong adalah kawasan waterfront : Odaiba. Area ini merupakan salah satu dari enam gugusan pulau buatan yang terletak di Teluk Tokyo. Dibangun pada tahun 1928, pulau ini kini berkembang menjadi salah satu pusat hiburan di Tokyo. Selain bisa melihat replika patung Liberty, disini kita juga bisa menengok replika robot Gundam. Di waktu-waktu tertentu, robot setinggi 18 meter itu bisa bergerak dengan cahaya lampu berwarna-warni. Bagi Anda yang menyukai film Gundam, bersua dengan robot ini sangatlah excited. Apalagi di belakang replikanya, terdapat pusat perbelanjaan Diver City Tokyo Plaza yang menjual mainannya. Di Odaiba, Anda juga bisa menikmati lampu-lampu pencakar langit serta jembatan Tokyo-Gate. Jembatan ini mengingatkan kita dengan jembatan Golden Gate yang ada di San Fransisco.
Disney World
Tokyo merupakan satu-satunya kota di dunia yang memiliki dua themepark Disney : Disneyland dan Disneysea. Mungkin Anda sudah tahu perbedaan antara keduanya. Dimana Disneyland mirip seperti Dufan, sedangkan Disneysea berupa taman tema yang menawarkan wahana permainan di atas laut. Bagi Anda yang sudah pernah ke Disneyland — di Hongkong ataupun Shanghai — mungkin bisa coba main ke Disneysea. Taman hiburan ini mengusung tema yang terinspirasi dari berbagai karakter. Ada tujuh tema yang menjadi daya tarik taman yang dibuka pada tahun 2001 tersebut, yakni Arabian Coast, Lost River Delta, Mediterranean Harbor, American Waterfront, Port Discovery, Mermaid Lagoon, dan Mysterious Island.
Bagi Anda yang ingin bermain di banyak wahana, jangan datang kesini di akhir pekan. Sebab antrian di beberapa wahana sangatlah panjang. Beberapa permainan yang memerlukan antrian hingga dua jam, antara lain Indiana Jones Adventure dan Raging Spirits. Mendapatkan empat wahana dari pagi sampai sore, sudah merupakan suatu “prestasi”. Jika Anda hendak menaiki wahana-wahana populer, maka datanglah di pagi hari. Untuk wahana yang tak perlu mengantri panjang, seperti Aquatopia atau Sinbad’s Storybook Voyage, boleh diambil menjelang pulang. Kalau Anda lapar dan ingin jajan, taman hiburan ini juga menyediakan foodcourt di beberapa sudut. Kami sempat mencicipi nasi kari sapi di Casbah Food Court, yang dijual seharga ¥1.080.
Fuji-Kawaguchiko
Kalau Anda ingin menikmati suasana pedesaan di Jepang, mungkin ada baiknya mengunjungi desa-desa di kaki Gunung Fuji. Ada beberapa desa disana yang telah dikelola menjadi desa wisata. Salah satunya Iyashi-no-Sato yang terletak tak jauh dari danau Saiko. Jarak dari Tokyo ke desa ini sekitar 115 km atau biasa ditempuh dalam waktu dua jam. Selama perjalanan, Anda akan disuguhkan oleh pemandangan alam yang menawan : desa-desa yang bersih, jalanan yang tertata, serta pepohonan yang berwarna-warni. Sesekali Anda akan melihat para turis sedang berfoto, dengan latar belakang Gunung Fuji. Kalau sedang gerimis, perjalanan bertambah syahdu. Dejavu seolah-olah sedang melewati desa-desa di Lembang sebelum tiba di kota Bandung.
Iyashi-no-Sato mirip seperti Shirakawago di Gifu yang setia memelihara unsur-unsur tradisional. Rumah-rumah disini masih beratapkan jerami dengan konstruksi bangunan menggunakan pasak. Di sekeliling kampung, banyak dijumpai pohon-pohon rindang serta sungai yang bersih. Konon dahulu, desa ini merupakan tempat tinggal para samurai. Sekarang, desa ini telah menjadi museum terbuka yang dikunjungi oleh ratusan wisatawan tiap harinya. Kalau Anda lapar, disinipun tersedia restoran tradisional serta gerai makan yang menjual makanan halal. Jika Anda hendak berfoto-foto, ada pula kios tempat penyewaan baju yukata dengan harga sewa sekitar ¥500.
Setelah puas melihat-lihat desa tradisional Iyashi-no-Sato, Anda bisa menyinggahi Oishi Park di tepi danau Kawaguchi. Taman ini merupakan salah satu tempat yang fotonya banyak tersebar di iklan-iklan promo wisata Jepang. Ini dikarenakan taman Oishi dipenuhi oleh bunga lavender yang berwarna ungu. Jika Anda hendak menikmati keindahan bunga disana, maka hindari berkunjung di musim dingin. Karena di masa itu, bunga-bunganya tak ada yang mekar. Selain bisa melihat bunga yang berwarna-warni, disini Anda juga bisa berfoto-foto dengan berlatarkan danau dan Gunung Fuji. Setelah penat mengambil gambar, beristirahatlah sejenak di gerai oleh-oleh, sambil menikmati es krim matcha atau kopi latte.
Satu lagi tempat yang wajib Anda kunjungi di area Fuji-Kawaguchiko adalah desa Oshino Hakkai. Desa ini memiliki delapan kolam ikan tradisional yang salah satunya merupakan situs warisan Unesco. Yang menarik, air kolam disini merupakan salju dari Gunung Fuji yang mencair lalu mengalir ke desa ini. Kolam-kolam disini sebagian besar berisi ikan koi yang tak sedikit seukuran lengan orang dewasa. Di salah satu kolam, terdapat sebuah kincir air yang nampaknya kini hanya sebagai pemanis. Kalau Anda masih ada waktu, mungkin bisa melipir sebentar ke Gotemba Premium Outlets. Ada lebih dari 200 toko disini, yang keseluruhannya merupakan brand-brand terkenal. Jika sedang beruntung, Anda bisa mendapatkan barang-barang berkualitas dengan harga ekonomis. Menyusuri ratusan outlet di Gotemba, Anda memerlukan peta yang bisa didapat di bagian informasi. Buat para sophaholic, berbelanja dan window shopping disini rasanya gak cukup cuma sejam atau dua jam. Minimal Anda memerlukan waktu setengah hari agar bisa menjelajahi seluruh toko yang ada.



