Archive for the ‘Seni’ Category


sumber : kompasiana.com

sumber : kompasiana.com

Pilpres 2014 ternyata bukan cuma menciptakan kegaduhan dan intrik-intrik politik. Namun juga cerita-cerita lucu yang dibuat oleh tim-tim kreatif dadakan. Dari sekian banyak cerita yang terkumpul, baik itu melalui facebook, instagram, twitter, blog, atau media-media partisan, penulis melihat cerita-cerita bergambar-lah yang laris di “pasaran”. Gambar-gambar yang berisi monolog atau dialog tokoh-tokoh politik, biasanya menjadi kesukaan para netizen. Seperti gambar di samping, yang memperlihatkan “strategi” Prabowo yang akan mengurangi kebocoran anggaran. Gambar ini ternyata mendapatkan apresiasi yang cukup luas dikalangan pengguna media sosial.

Gambar lainnya adalah foto Aburizal Bakrie sedang memegang keris. Gambar ini beredar luas di twitter, setelah Ahmad Dhani berkicau akan memotong kemaluannya jika Jokowi terpilih menjadi presiden. Selain tokoh-tokoh politik, beberapa media partisan seperti TV One juga terkena olok-olok masyarakat. Gambar-gambar kreatif yang menunjukkan ketidakakuratan media tersebut menjadi perbincangan di beberapa akun twitter. Yang cukup populer diantaranya ialah hasil pertandingan Piala Dunia yang disiarkan oleh TV One. Dengan menggunakan hashtag “TV One Memang Beda”, hasil pertandingan yang seharusnya dimenangkan Argentina, malah berbalik menjadi kemenangan Belanda.

sumber : kabar24.com

sumber : kabar24.com

(lebih…)

Iklan

Butik Gucci di Canton Road, Hongkong

Di era modern sekarang ini, mungkin Italia-lah negara terdepan dalam urusan desain dan fesyen. Fesyen, selalu menjadi bagian terpenting dari kehidupan orang Italia. Mereka, baik wanita maupun pria, selalu memperhatikan penampilan dan cara berpakaian. “La bella figura”, atau kesan yang indah, adalah ciri sekaligus kultur masyarakat Italia. Menggunakan fesyen dengan desain terbaik, merupakan salah satu cara mereka untuk mengungkapkan diri kepada lingkungan.

Menurut sejarahnya, desain Italia sudah terkenal sejak 1000 tahun lampau. Pada masa itu kota-kota utama seperti Venesia, Milan, Firenze, Vicenza, dan Roma, mulai memproduksi jubah, perhiasan, tekstil, sepatu, kain, hiasan, dan gaun-gaun yang rumit. Namun sejak abad ke-17 hingga awal abad ke-20, fesyen Italia kehilangan pamornya. Perannya digantikan oleh Prancis yang kemudian menjadi trendsetter di Benua Eropa. Naiknya popularitas Prancis, dikarenakan gaun-gaun mewah yang dirancang untuk istana Louis XIV. Namun setelah Perang Dunia II, sekolah-sekolah mode Italia segera menyalip ketenaran desain Prancis. Dan label seperti Ferragamo dan Gucci, mulai bersaing dengan Chanel dan Dior. Berdasarkan data Global Language Monitor yang dirilis pada tahun 2009, Milan menduduki peringkat teratas sebagai kota mode dunia, sedangkan Roma berada di urutan keempat. Dengan pencapaian tersebut, berarti dua dari lima pusat mode dunia saat ini berada di Italia.

(lebih…)


Restoran Padang di Whitney Avenue, Elmhurst, New York

Sejak ramainya lalu lintas darat yang menghubungkan satu kota ke kota lainnya, peranan rumah makan makin terasa penting. Di Indonesia, satu dari sekian banyak kelompok masyarakat yang bisa mengambil peluang tersebut adalah etnis Minangkabau. Orang Minang yang rata-rata suka berjalan dan berpetualang itu, mengerti betul kebutuhan para musafir yang sedang berpergian. Kebutuhan pangan, disamping tempat bermalam dan membasuh diri, adalah kebutuhan pokok yang harus segera terpenuhi. Oleh karenanya berdagang makanan atau membuka restoran, merupakan salah satu kegemaran sekaligus profesi utama para perantau Minang.

Dimana-mana di sepanjang Jalan Lintas Sumatera, dari Banda Aceh hingga Bakauheni, kemudian bersambung ke Merak dan Banyuwangi, terus ke Denpasar dan Lombok, sampai ke kota-kota kecil di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, dengan mudahnya kita menemukan Restoran Padang. Bahkan dewasa ini, Rumah Makan Padang mencogok pula di kota-kota besar mancanegara : seperti Singapura, Kuala Lumpur, Hongkong, hingga ke Leiden dan New York City. Sampai saat ini belum ada data yang menyebutkan jumlah Restoran Padang di seluruh dunia. Namun sebagai gambaran, untuk wilayah Jakarta saja Ikatan Warung Padang Indonesia (Iwapin) mencatat ada sekitar 20.000 Rumah Makan Padang. Jeffrey Hadler memperkirakan, menjamurnya rumah makan khas Minangkabau ini, sejak dibukanya Jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan Padang – Medan dipermulaan abad ke-20 lalu.

(lebih…)