100 Perusahaan Terbesar Indonesia : BUMN Masih Dominan

Posted: 25 November 2023 in Ekonomi Bisnis
Tag:, ,

Bulan Agustus lalu, Fortune Indonesia kembali meluncurkan daftar 100 perusahaan Indonesia terbesar di tahun 2022. Mengikuti metode perhitungan Fortune 500, peringkat yang disusun pada daftar tersebut dihitung berdasarkan pendapatan yang diperoleh sepanjang tahun 2022. Dalam daftar itu, ada 19 perusahaan BUMN serta satu BUMD yang kalau dijumlah memiliki pendapatan sebesar Rp 2.882,43 triliun. Angka ini tergolong cukup besar. Karena jika dibandingkan dengan 80 perusahaan selebihnya, pendapatan 20 perusahaan plat merah itu masih lebih besar. Perlu diketahui, total revenue 100 perusahaan yang masuk ke dalam daftar ini mencapai Rp 5.632,45 triliun. Artinya, perusahaan milik pemerintah memiliki proporsi sekitar 51%. Dari sepuluh perusahaan terbesar, enam merupakan perusahaan milik negara, yakni Pertamina, PLN, BRI, Bank Mandiri, Telkom, dan MIND ID. Selebihnya adalah dua perusahaan asing, yakni Astra International (# 3), perusahaan otomotif yang kini dikuasai oleh Jardine Matheson (Hongkong), serta H.M Sampoerna (# 10) perusahaan rokok yang sekarang menjadi milik Philip Morris (Amerika Serikat). Sedangkan dua lainnya adalah perusahaan swasta nasional, yakni Adaro Energy (# 8) dan Gudang Garam (# 9).

Jika kita melihat pendapatan perusahaan-perusahaan asing, jumlah mereka belumlah begitu signifikan. Dari 100 perusahaan, hanya 23 yang tercatat sebagai perusahaan dengan mayoritas kepemilikan asing. Total pendapatannya sekitar Rp 1.027,34 triliun atau setara 18%. Di industri perbankan, dari 13 bank yang masuk daftar, hanya ada 6 bank asing yang kesemuanya bercokol di papan menengah dan bawah. Bank-bank itu merupakan ex bank nasional yang kemudian diambil alih oleh perbankan asing. Diantaranya adalah Bank Niaga yang diakuisisi CIMB (Malaysia), Bank Danamon yang dibeli Mitsubishi UFJ (Jepang), dan Bank BTPN yang dikendalikan Sumitomo Mitsui (Jepang). Dari keenam bank asing tersebut, tak ada satupun yang beroleh pendapatan di atas Rp 25 triliun. Yang terbesar adalah Bank CIMB Niaga dengan revenue Rp 21,81 triliun. Diikuti oleh Bank Danamon Indonesia (Rp 21,32 triliun) dan BTPN (Rp 17,91 triliun). Jika dibandingkan dengan bank-bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) — yang kesemuanya berpendapatan di atas Rp 25 triliun, keberadaan bank-bank asing tidaklah begitu terasa.

Berbeda dengan di perbankan, di industri asuransi perusahaan-perusahaan asing justru mendominasi. Raksasa dunia seperti Prudential (Inggris), Allianz (Jerman), AIA (Hongkong), dan Manulife (Kanada), benar-benar menguasai pangsa pasar tanah air. Ini dibuktikan dengan tak ada satupun perusahaan asuransi dalam negeri yang masuk ke dalam senarai tersebut. Dari daftar itu, kita juga bisa melihat kalau keempat perusahaan global itu mampu beroleh omset yang lumayan besar. Masing-masing sekitar Rp 20,93 triliun, Rp 14,2 triliun, Rp 12,08 triliun, dan Rp 11,83 triliun. Jika kita melihat realitas ini, mesti ada yang salah dengan pengelolaan industri asuransi nasional. Atau memang konsumen kita yang lebih percaya pada perusahaan asing tenimbang perusahaan dalam negeri?

Perusahaan asing lainnya yang juga mengambil porsi cukup besar adalah di industri telekomunikasi. Memang Telkom masih dominan, tapi jika pendapatan Indosat (Qatar-Hongkong) dan XL Axiata (Malaysia) digabungkan, totalnya bisa mencapai Rp 75,89 triliun, atau lebih dari separuh pendapatan Telkom.  Jika layanan Telkom bisa dirasakan di seluruh Nusantara, maka kedua perusahaan asing ini hanya menggarap pasar Pulau Jawa yang sudah gemuk. Oleh karenanya bagi masyarakat yang cukup mobile, Telkomsel masihlah menjadi pilihan utama. Tak hanya di telekomunikasi, ternyata perusahaan asing juga mengambil cuan dari hasil tambang Indonesia. Diantaranya adalah Indo Tambangraya Megah yang dimiliki Banpu (Thailand) serta Vale Indonesia yang dikendalikan oleh Vale S.A (Brasil). Sebagaimana diketahui industri pertambangan memang kini sedang booming. Sejak harga batubara naik gila-gilaan, industri pertambangan boleh dibilang menjadi primadona. Selain MIND ID yang punya pemerintah, perusahaan swasta nasional yang juga beroleh revenue cukup besar antara lain Adaro Energy, Dian Swastatika Sentosa, Bayan Resources, Indika Energy, Medco Energi, dan Bumi Resources. Yang menarik, kesemua perusahaan itu masuk ke dalam 40 besar, yang artinya papan atas perusahaan nasional didominasi oleh perusahaan-perusahaan tambang.

Disamping peran perusahaan asing, hal lainnya yang juga perlu disorot adalah peningkatan pendapatan 100 perusahaan yang masuk ke dalam daftar tersebut. Jika di tahun 2021 maskapai yang masuk ke dalam daftar ini harus membukukan pendapatan minimal Rp 8,41 triliun, maka di tahun 2022 lalu meningkat menjadi Rp 10,51 triliun. Begitupula dengan kontribusi mereka terhadap perekonomian nasional, dimana mengalami kenaikan dari 25,81% (2021) menjadi 28,75% (2022). Peningkatan ini tentu dikarenakan adanya kenaikan revenue yang mencapai 28,55%, jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang cuma 5,3%. Memang angka ini cukup menggembirakan. Tetapi di satu sisi, ini juga menunjukkan semakin menganganya gap antara perusahaan-perusahaan besar dengan perusahaan kecil.

No.Nama PerusahaanPendapatan 2022 (Triliun)Pemilik
1Pertamina1.323,58BUMN
2Perusahaan Listrik Negara (PLN)441,13BUMN
3Astra International301,38PMA/Jardine Matheson
4Bank Rakyat Indonesia (BRI)208,11BUMN
5Bank Mandiri161,04BUMN
6Telkom Indonesia147,31BUMN
7Mining Industry Indonesia (MIND ID)126,94BUMN
8Adaro Energy Indonesia126,33PMDN/Adaro
9Gudang Garam124,68PMDN/Gudang Garam
10Hanjaya Mandala Sampoerna111,21PMA/Philip Morris
11Indofood Sukses Makmur110,83PMDN/Salim
12Pupuk Indonesia103,86BUMN
13Sumber Alfaria Trijaya96,92PMDN/Alfa
14Bank Central Asia (BCA)95,73PMDN/Djarum
15Dian Swastatika Sentosa92,87PMDN/Sinar Mas
16Bank Negara Indonesia79,48BUMN
17Sinar Mas Agro Resources & Technology75,05PMDN/Sinar Mas
18Bayan Resources73,34PMDN/Bayan
19Indika Energy67,59PMDN/Indika
20Indah Kiat Pulp & Paper62,41PMDN/Sinar Mas
21Charoen Pokhpand Indonesia56,87PMA/Charoen
22Indo Tambangraya Megah56,7PMA/Banpu
23Erajaya Swasembada49,47PMDN/Erajaya
24Japfa Comfeed Indonesia48,97PMDN/Japfa
25AKR Corpindo47,54PMDN/Akra
26Indosat Ooredoo Hutchison46,75PMA/Ooredoo & Hutchison
27Barito Pacific46,18PMDN/Barito
28Unilever Indonesia41,21PMA/Unilever
29Semen Indonesia36,38BUMN
30Medco Energi Internasional36,05PMDN/Medco
31Krakatau Steel34,9BUMN
32Sinar Mas Multiartha33,19PMDN/Sinar Mas
33Garuda Indonesia32,74BUMN
34Pelabuhan Indonesia (Pelindo) 32,1BUMN
35Mayora Indah30,67PMDN/Mayora
36XL Axiata29,14PMA/Axiata
37Kalbe Farma28,93PMDN/Kalbe
38Bumi Resources28,53PMDN/Bakrie
39Bank Tabungan Negara28,18BUMN
40Mitra Adiperkasa26,94PMDN/Sjamsul Nursalim
41Indomobil Sukses Internasional25,58PMDN/Salim
42Kereta Api Indonesia25,58BUMN
43FKS Multi Agro24,4PMDN
44Delta Dunia Makmur24,23PMDN
45ABM Investama22,54PMDN/Trakindo
46Bank CIMB Niaga21,81PMA/CIMB
47Wijaya Karya21,48BUMN
48Bank Danamon Indonesia21,32PMA/Mitsubishi UFJ
49Metrodata Electronics20,99PMDN/Ciputra
50Prudential Life Assurance20,93PMA/Prudential
51Pembangunan Perumahan (PP)18,92BUMN
52Vale Indonesia18,39PMA/Vale
53MNC Asia Holding18,08PMDN/MNC
54Samudera Indonesia17,95PMDN/Samudera Indonesia
55Bank BTPN17,91PMA/Sumitomo Mitsui
56Pabrik Kertas Tjiwi Kimia17,83PMDN/Sinar Mas
57Gajah Tunggal17,17PMDN/Sjamsul Nursalim
58Prima Andalan Mandiri16,6PMDN/Mandiri Group
59Jasa Marga16,58BUMN
60Tunas Baru Lampung16,58PMDN/Sungai Baru
61Indocement Tunggal Prakarsa16,33PMDN/Salim
62Baramulti Sukses Sarana16,04PMDN/Baramulti
63Bank Pan Indonesia15,9PMDN/Panin
64Indolife Pensiontama15,54PMDN/Salim
65Elang Mahkota Teknologi15,52PMDN/Emtek
66Catur Sentosa Adiprana15,45PMDN/CSA
67Waskita Karya15,3BUMN
68BPD Jabar dan Banten15,28BUMD
69Global Digital Niaga15,27PMDN/Djarum
70Lippo Karawaci14,81PMDN/Lippo
71Gunung Raja Paksi14,74PMDN
72Bank Permata14,62PMA/Bangkok Bank
73Indo Rama Synthetics14,6PMDN/Indo Rama
74Bank OCBC NISP14,58PMA/OCBC
75Tunas Ridean14,57PMA/Jardine Matheson
76Asuransi Allianz Life Indonesia14,2PMA/Allianz
77Harum Energy14,1PMDN/Karunia Bara Perkasa
78Merdeka Copper Gold13,56PMDN/Saratoga
79Adhi Karya13,54BUMN
80Tigaraksa Satria12,98PMDN
81Mitra Pinasthika Mustika12,74PMDN/Saratoga
82M Cash Integrasi12,31PMDN
83Tempo Scan Pacific12,25PMDN
84Bank Maybank Indonesia12,16PMA/Maybank
85AIA Financial12,08PMA/AIA
86Manulife Indonesia11,83PMA/Manulife
87Bank Mega11,57PMDN/CT Corp
88Putra Mandiri Jembar11,51PMDN/Dipo
89Kirana Megatara11,48PMA/HSF
90Essa Industries Indonesia11,41PMDN
91Gojek Tokopedia (Goto)11,35PMDN
92Tembaga Mulia Semanan11,27PMA/Furukawa Electric
93Smartfren Telecom11,2PMDN/Sinar Mas
94Capital Financial Indonesia11,1PMDN/Capital
95Malindo Feedmill11,1PMA/Leong Hup
96Sarana Menara Nusantara11,04PMDN/Djarum
97Fajar Surya Wisesa10,89PMA/SCGP
98Multipolar10,86PMDN/Lippo
99Pan Brothers10,76PMDN
100Garuda Food Putra Putri Jaya10,51PMDN

Tinggalkan komentar