Provinsi Terkorup di Indonesia (sumber : goodstats.id)

Akhir bulan November lalu, Sumatra dilanda banjir besar. Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar), merupakan tiga propinsi yang terkena dampak paling besar. Tercatat, banjir merendam 51 kabupaten/kota dan menjadi banjir yang terparah sepanjang sejarah Indonesia. Hingga tulisan ini diturunkan, sebanyak 807 orang meninggal dunia, 647 orang dinyatakan hilang, dan 2.600 orang lainnya mengalami luka-luka. Banjir ini juga menyebabkan rusaknya fasilitas umum dan sekitar 531.600 jiwa mengungsi. Berdasarkan analisa BMKG dan Walhi, banjir disebabkan oleh derasnya hujan serta adanya siklon tropis senyar. Siklon ini terbentuk akibat tekanan rendah yang menyerap air di Selat Malaka dalam jumlah besar, dan menumpahkannya secara kuat di tiga propinsi itu. Selain curah hujan yang tinggi, yang menyebabkan bencana ini begitu mematikan ialah adanya deforestasi hutan di pedalaman Sumatra. Hutan yang seharusnya menjadi penahan laju air ketika hujan lebat, tak lagi berfungsi secara optimal. Penurunan daya tampung lingkungan inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya longsor. Bukti deforestasi bisa dilihat dari banyaknya kayu gelondongan yang habis dipotong, mengalir di arus sungai yang deras.

Gara-gara longsor dan banjir besar tersebut, banyak masyarakat Sumatra yang kecewa. Mereka marah, karena pemerintah pusat (Pempus) tak begitu tanggap. Terlebih, Pempus-lah selama ini yang telah memberikan izin pembabatan hutan di lingkungan mereka. Sepanjang tahun 2001-2024, BPS mencatat Propinsi Aceh telah kehilangan lebih dari 700.000 hektar hutan, sementara Sumbar mencapai 1.060.000 hektar. Yang paling parah adalah Sumut, dimana hutan di propinsi tersebut kini tinggal tersisa sekitar 29% — sementara Aceh dan Sumbar masing-masing 59% dan 54%. Meski tak semuanya kesalahan Pempus – karena ada beberapa wewenang yang diputuskan oleh pemerintah daerah (Pemda) setempat, namun wacana yang berkembang di media sosial adalah ini kelalaian Jakarta (baca : pemerintah pusat). Malah tak sedikit netizen yang menyebut ini kesalahan Jawa. Isu Jawa-sentris yang selama ini sering bergema, kembali mengemuka. Karena pernyataan tersebut terus-terusan di-posting, beberapa orang Jawa yang merasa terpicu jadi ikut tersulut. “Loh kok jadi salah (orang) Jawa?,” begitu gumam mereka.

Baca entri selengkapnya »

Kalau kita membaca buku sejarah Melayu, maka akan ditemukan dua tokoh legendaris yang disebut-sebut sebagai asal dari raja-raja Melayu. Dia adalah Iskandar Zulkarnain dan Sang Sapurba. Banyak orang yang bingung, apakah kedua raja ini hidup di masa yang sama. Ada yang menyebut kalau Iskandar Zulkarnain adalah ayah dari Sang Sapurba. Namun dalam Sulalatus Salatin hanya disebut kalau Sang Sapurba merupakan keturunan Iskandar Zulkarnain. Apakah ia putranya, cucunya, atau cicitnya, tak disebutkan dengan jelas dalam kitab tersebut. Teks Sejarah Melayu memulai ceritanya dengan kisah perjalanan Iskandar Zulkarnain yang mengislamkan raja India : Kida Hindi. Setelah itu, ia menikahi putri sang raja yang bernama Shahrul Bariyah. Dari pernikahan ini, lahirlah Raja Nushirwan Adil yang dipercaya sebagai tokoh yang menurunkan raja-raja Melayu. Selain Sejarah Melayu, Hikayat Aceh juga menyebutkan keterkaitan antara Iskandar Zulkarnain dengan raja-raja Aceh. Namun  keterkaitannya bagaimana, hingga saat ini masihlah misteri. Begitu pula dalam Hikayat Amir Hamzah, diceritakan bahwa Iskandar Zulkarnain merupakan seorang penguasa yang mengislamkan banyak raja dan wilayah.

Karena namanya disebut-sebut sebagai leluhur raja-raja Sumatera dan Semenanjung Malaya, banyak sejarawan yang mencoba mengungkapkan sosok tersebut. Hampir semua literatur yang saya cari, menyandarkan sumbernya pada Hikayat Iskandar Zulkarnain. Dimana dalam kitab tersebut dikatakan bahwa sosok Iskandar Zulkarnain adalah Raja Aleksander Agung dari Makedonia yang menaklukkan Mesir, Persia, dan India. Ada juga yang bilang kalau Iskandar Zulkarnain sama dengan Nabi Zulkarnain yang termaktub dalam Al Quran Surat Al Kahfi. Meski begitu, belum ada bukti ilmiah yang menuliskan secara rinci eksistensi tokoh tersebut. Kuat dugaan ia hanyalah tokoh legenda yang dipercaya secara turun-temurun oleh masyarakat Sumatera dan Semenanjung Malaya. William Shellabear, seorang penerjemah Inggris, berpendapat bahwa sosok Iskandar Zulkarnain sengaja diciptakan untuk menegaskan kedudukan politis raja-raja Melayu kalau mereka dari keturunan yang agung.

Baca entri selengkapnya »

Outlet Wardah di Jakarta

Tak banyak perusahaan tanah air yang berhasil melakukan ekspansi ke luar negeri. Salah satunya adalah perusahaan kosmetik : PT Paragon Technology & Innovation atau yang dikenal dengan Paragon Corp. Perusahaan ini memang sudah lama berkecimpung di bisnis kosmetik tanah air. Namun baru belakangan mulai merangsek ke pasar mancanegara. Negara yang mereka sasar adalah Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam, dimana ketiganya memiliki market kaum muslim yang cukup besar. Memang sejak awal didirikan, perusahaan ini menyasar kaum muslimah perkotaan yang melek akan perawatan wajah. Ini juga semacam diferensiasi terhadap brand-brand lain yang tak mengkhususkan diri pada pasar muslimah. Sejak didirikan pada tahun 1985, Paragon telah mengembangkan berbagai macam brand kosmetik. Yang paling terkenal adalah Wardah dan Make Over.

Berdasarkan data Source of Asia, kedua merek ini telah menguasai market Asia Tenggara masing-masing sebesar 5,1% dan 1,9%. Kalau keduanya dijumlah, maka merek ini sudah mengalahkan pangsa pasar Bioderma yang menjadi pemimpin pasar saat ini (Lihat tabel). Sebagaimana diketahui, Bioderma merupakan merek kosmetik asal Prancis, yang dikembangkan oleh Naos. Selain Bioderma, Wardah, dan Make Over, merek kosmetik lainnya yang juga masuk 10 besar ASEAN adalah Black Rouge (Korea Selatan), Cocoon (Vietnam), Maybelline (Amerika), L’Oreal (Prancis), La Roche (Prancis), O Two O (China), dan Focallure (China). Dari daftar tersebut terlihat bahwa hanya tiga merek asal Asia Tenggara, dimana dua diantaranya merupakan produk Paragon. Keberhasilan Paragon menjadi salah satu perusahaan kosmetik terbesar di ASEAN, sekaligus memberikan kesan bahwa perusahaan asal Indonesia tak hanya jago kandang. Tak cuma menaungi brand Wardah dan Make Over, perusahaan ini juga memiliki 300 merek kosmetik dan skincare, seperti Emina, Kahf, Putri, Laboré, Crystallure, Instaperfect, Tavi, Wonderly, OMG, Beyondly, dan Earth Love Life.

Baca entri selengkapnya »

Para influencer menyerahkan Tuntutan 17+8 kepada Anggota DPR-RI, Andre Rosiade (sumber : detik.com)

Indonesia kembali bergolak. Aksi massa terjadi di berbagai kota di tanah air. Ratusan ribu masyarakat dari berbagai elemen : mahasiswa, buruh, pengendara ojol, hingga ibu rumah tangga, turun ke jalan menuntut perbaikan kehidupan berbangsa dan bernegara. Tak hanya di Indonesia, demonstrasi juga digelar oleh WNI yang bermukim di Malaysia, Jerman, dan Australia. Akibat aksi tersebut, tercatat ada sepuluh orang warga yang meninggal dunia. Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menaksir kerugian mencapai Rp 900 miliar. Dimana Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Jakarta merupakan propinsi yang mengalami kerugian cukup besar. Selain fasilitas umum seperti halte dan stasiun Moda Raya Terpadu (MRT), massa juga membakar kantor-kantor milik pemerintah. Bahkan di Makassar dan Lombok, massa yang mengamuk juga membakar kantor DPRD. Yang paling memilukan ialah terjadinya aksi penjarahan terhadap rumah empat anggota DPR dan satu orang menteri. Menurut catatan penulis, inilah aksi massa terbesar sekaligus yang paling brutal sepanjang Era Reformasi. Sebelumnya, Indonesia juga pernah menggelar people power di tahun 1998, yang menggulingkan kekuasaan Orde Baru. Ketika itu ribuan orang mati sia-sia, dan ekonomi mandeg selama lebih dari setahun.

Demonstrasi di bulan Agustus kemarin, merupakan akumulasi kekecewaaan masyarakat atas kebijakan pemerintah dalam beberapa bulan terakhir. Selain itu, ini juga ditengarai oleh sikap serta gaya hidup sebagian pejabat dan anggota dewan yang dinilai tak menunjukkan sense of crisis. Di tengah-tengah kenaikan pajak dan melemahnya daya beli, mereka terlihat seperti semena-mena. Di media sosial tak sedikit dari keluarga anggota DPR/DPRD serta pejabat kementerian yang melakukan flexing. Di jalan raya mereka selalu mempertontonkan arogansi, seperti menyalakan sirine, strobo, dan ingin diprioritaskan. Puncaknya ialah ketika pemerintah menyetujui pemberian tunjangan rumah bagi anggota DPR sebesar Rp 50 juta/bulan atau sepuluh kali lipat UMR Jakarta. Kebijakan ini tentu mendapat penolakan dari masyarakat luas. Parahnya, protes masyarakat tersebut direspons oleh sebagian anggota dewan dengan ucapan yang tak pantas. Yang mana ucapan mereka itu kemudian menjadi bahan bakar yang menyulut amarah rakyat.

Baca entri selengkapnya »

Pencakar langit Depok (sumber : davysukamta.com)

Bagi sebagian orang yang bekerja di Jalan T.B. Simatupang, Depok merupakan salah satu pilihan realistis untuk mencari tempat tinggal. Sebab kota berpenduduk 2 juta jiwa itu, secara lokasi tak jauh dari kawasan tersebut. Selain cukup dekat, harga rumah di Depok juga masih terjangkau. Area Perumnas Depok (atau yang dikenal dengan Depok 1 dan 2) misalnya, masih banyak menawarkan hunian di kisaran Rp 500 juta. Apalagi rumah-rumah lama yang ibaratnya cuma beli tanah, mungkin masih ada yang di bawah itu. Berbicara mengenai Depok, memang kota ini bermula dari Perumnas Depok. Perumnas ini dibangun di pertengahan 1970-an, bersamaan dengan Perumnas Klender, Perumnas Bekasi, dan Perumnas Tangerang yang merupakan proyek strategis pemerintah. Dulu satu-satunya jalan yang menghubungkan Jakarta dengan Perumnas Depok, hanyalah Jalan Raya Bogor. Jalan Lenteng Agung dan Margonda, masih berupa jalan kecil yang hitungannya sebagai jalur alternatif.

Tapi semenjak Universitas Indonesia (UI) dibuka di tahun 1987, ruas Lenteng Agung dan Margonda dijadikan koridor utama. Jalan Lenteng Agung yang sebelumnya banyak persimpangan zigzag menyeberangi rel, ditutup dan diganti jalan sebidang dua arah. Untuk mengurangi kemacetan di simpang tiga Jalan Lenteng Agung, Margonda, dan Akses UI, di pertengahan 1990-an dibangunlah flyover. Pembangunan jalan layang ini atas desakan sivitas akademika UI yang saban hari terjebak macet. Tak hanya jalan layang, Pemda Bogor (kala itu Depok masih di bawah Kabupaten Bogor) juga memperluas ruas Jalan Margonda yang sebelumnya hanya satu lajur menjadi dua lajur. Sejak saat itu menjamurlah warung-warung makan, kios foto kopi, warnet, dan game station di sepanjang Margonda. Terlebih Universitas Gunadarma yang sebelumnya hanya ada di Salemba, juga membuka kampusnya di Pondok Cina. Jadilah kampung Pondok Cina yang berada di sebelah kanan-kiri Margonda, berubah menjadi kampung mahasiswa yang mirip seperti Kaliurang di Jogjakarta.

Baca entri selengkapnya »

Stasiun Tokyo

Jepang bukan hanya tentang bunga sakura dan sushi. Negeri ini menawarkan pengalaman perjalanan yang lengkap : dari hiruk-pikuk metropolitan, hingga ketenangan pedesaan di kaki Gunung Fuji. Dari tradisi yang mendalam, hingga teknologi kekinian yang memukau. Kami berkesempatan merasakan kembali semua itu, dalam perjalanan singkat yang penuh makna. Sebenarnya, negeri sakura bukan rencana pertama kami. Tapi karena pengurusan visa ke Korea Selatan berbelit-belit, jadilah kami memutuskan untuk kembali ke negeri ini. Sebagaimana diketahui, bagi pemegang e-paspor, pergi ke Jepang sudah tak memerlukan visa lagi. Itulah mengapa, Jepang selalu menjadi pilihan keluarga Indonesia yang hendak merasakan kehidupan negara maju, sambil menikmati pemandangan alam dan keteraturan kota yang luar biasa.

Perjalanan ini boleh dibilang cukup mendadak. Karena baru direncanakan satu bulan sebelum keberangkatan. Kami sempat berdebar-debar, takut gak kebagian hotel yang diinginkan. Maklum, kami membawa anak-anak dan orang tua, sehingga membutuhkan family room yang ada dapurnya. Kebetulan kami ada beberapa hotel incaran yang boleh dibilang cukup affordable, dan yang terpenting berada di lokasi premium. Saking groginya, kami booking hotel terlebih dahulu, sebelum membeli tiket pesawat. Konyol kan! Oiya, bagi Anda yang ingin liburan ke Tokyo, penginapan adalah hal yang terpenting. Sebaiknya, pilih penginapan yang tak jauh dari lintasan kereta api, sukur-sukur nempel Yamanote line (Lihat : Memahami Tokyo Dari Jalur Kereta “Yamanote Line”). Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah dekat dengan supermarket. Buat kami yang muslim, mencari makanan halal menjadi persoalan tersendiri. Makanya kalau ada hotel yang dekat dengan restoran halal, apalagi ada resto Indonesia-nya, wah bakal jadi incaran. Nah, dalam artikel kali ini, izinkan kami untuk berbagi pengalaman selama di Jepang : mulai dari landing di Narita, berjalan-jalan di area Fuji, sampai menyambangi Imperial Palace.

Baca entri selengkapnya »

Idol K-Pop pingsan di atas panggung (sumber : mundo-kpop.info)

Seperti yang kita tahu, industri K-Pop tuh bukan main hebatnya. Mereka sudah menghasilkan sederet penampil keren, grup legendaris, dan lagu-lagu yang nempel terus di ingatan pecinta musik dunia. Siapa yang tak tau dengan BTS, Blackpink, Exo, Twice, atau Stray Kids. Mereka adalah grup-grup musik Korea yang namanya telah melanglang buana. Tapi dibalik lagu yang catchy dan visual yang cakep, ada hal besar yang jarang disorot: sisi gelap industri tersebut. Sebenarnya kalau mau jujur, semua industri hiburan itu — baik di Korea, Amerika, ataupun Indonesia, punya sisi gelapnya masing-masing. Kalau di Indonesia mungkin kita sering mendengar artis-artis yang terjun ke dunia prostitusi dan menjadi simpanan “om-om senang”. Sedangkan di Amerika, banyak yang ketergantungan pada narkoba, minum-minuman keras, dan tak sedikit yang terlilit hutang. Lantas, apa yang menjadi masalah bagi para selebritis Korea?

Kita semua tahu, K-Pop adalah salah satu senjata rahasia Korea Selatan buat mendongkrak ekonomi dan pariwisatanya. Gara-gara K-Pop, orang makin cinta sama drakor, konten-konten YouTube, film, dan bahkan pengen datang ke Korea. Selain itu di awal dekade 2010-an, dunia sempat dilanda oleh gelombang Korea atau yang dikenal dengan hallyu. Dimana dalam gelombang tersebut telah terjadi peningkatan popularitas budaya negeri gingseng dari urutan ke-31 (2017) menjadi peringkat tujuh dunia (2022). Korea Foundation dan Kementerian Luar Negeri mereka juga mencatat, bahwa di tahun lalu sudah ada sekitar 225 juta pecinta musik dan drama Korea di seluruh dunia. Jumlah ini meningkat berlipat-lipat jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang baru sebanyak 9,26 juta orang. Tak cuma itu, gara-gara demam Korea, sekitar tiga dari lima pengguna Netflix telah menonton acara-acara Korea. Dan waktu menonton untuk program-program tersebut, juga bertumbuh enam kali lipat dalam waktu empat tahun. Walau mereka telah menorehkan catatan yang begitu gemilang, namun K-Pop juga punya masalah yang serius, terutama soal eksploitasi kerja dan kesehatan mental para idol.

Baca entri selengkapnya »

Rangkaian kereta Yamanote line (sumber : unsplash.com)

Setelah sebelumnya membuat daftar 20 Tempat Wisata recommended di Tokyo, pada kesempatan kali ini kami kembali membuat artikel panduan wisata di ibu kota Jepang tersebut. Kali ini kami akan menyigi tempat-tempat favorit di Tokyo dengan berpatokan pada jalur kereta Yamanote line. Jalur ini merupakan jalur kereta api tersibuk di Jepang – dengan jumlah penumpang per hari mencapai 3,6 juta orang – yang dibangun melingkar melintasi kawasan urban utama kota tersebut. Seperti diketahui, Tokyo merupakan metropolitan terbesar di dunia dengan populasi mencapai 40 juta jiwa. Saking besarnya Tokyo, wisatawan yang baru pertama kali datang kesini, sering kebingungan ketika hendak memilih tempat bermalam serta tempat-tempat yang akan dikunjungi. Nah artikel kali ini, didedikasikan kepada Anda para first traveler, yang masih galau dalam menentukan lokasi penginapan serta spot-spot menarik yang bakal dikunjungi.

Oiya, kenapa untuk memahami Tokyo kita harus berpatokan pada Yamanote line? Karena bagi para pelancong, cara tercepat dan terhemat berpergian di kota ini adalah dengan menggunakan kereta api. Apalagi lagi kalau Anda berpergian bersama anak-anak ataupun orang tua, kereta di Tokyo merupakan opsi terbaik. Asal jangan berpergian di jam-jam sibuk (pagi dan sore hari), naik kereta di Tokyo sangatlah menyenangkan. Tapi bukannya lebih nyaman naik taksi? Betul, taksi merupakan moda transportasi ternyaman. Namun disana ongkosnya super duper mahal. Terlebih kalau Anda pergi secara berombongan, pasti tak cukup dengan satu taksi. Kalau bus bagaimana? Naik bus tak senyaman naik kereta. Selain karena macet, intensitas bus disana tak serapat kereta api. Nah, jalur Yamanote line berada di tengah kota. Ibaratnya seperti jantungnya kota Tokyo. Sehingga keberadaannya begitu penting, terutama bagi para wisatawan.

Baca entri selengkapnya »

Komposisi Etnis di Setiap Kota/Kabupaten di Jakarta (sumber : IG @justforstev24)

Dinamika sebuah kota tak lepas dari seberapa besar populasi serta kelompok masyarakat yang menempatinya. Kelompok-kelompok masyarakat ini biasanya terbagi berdasarkan kelompok etnis, kepercayaan, serta asal-usul mereka. Kalau kita menyigi tiga kota utama di Indonesia : Jakarta, Surabaya, dan Medan, terlihat adanya preferensi pola pemukiman masing-masing etnis. Pada zaman kolonial, kita bisa melihat bahwa orang-orang Eropa di Batavia, memilih tinggal di kawasan sejuk nan tertata. Oleh karenanya pada tahun 1920, orang Eropa yang sudah berabad-abad tinggal di kawasan Molenvliet (kini Jalan Gajah Mada-Hayam Wuruk), pindah ke kawasan Nieuw Gondangdia (kini Menteng) yang lebih rindang dan teratur. Begitu pula di Bandung, developer Belanda yang diarsiteki Thomas Karsten membangun kawasan pemukiman baru yang sejuk di sekitar Dago. Sementara orang pribumi, yang kala itu kebanyakan bertumpu pada hasil pertanian, bermukim di kawasan perkampungan yang kurang teratur. Selain karena tak mampu membeli hunian di kawasan elit, pada masa kolonial ada semacam segregasi etnis yang tak membolehkan orang-orang pribumi untuk tinggal di pemukiman Eropa. Etnis Tionghoa dan Arab yang banyak menggeluti perdagangan kecil-eceran, juga dibatasi hanya pada kampung-kampung atau ghetto khusus mereka. Di Jakarta, orang Tionghoa banyak bermukim di kawasan pecinan, seperti Glodok, Pinangsia, Senen, dan Jatinegara. Dan etnis Arab di kawasan Pekojan. Sedangkan di Surabaya, orang Tionghoa bermukim di sekitar Kembang Jepun, dan orang Arab di kawasan Ampel.

Setelah 80 tahun merdeka, dimana segregasi etnis sudah tak berlaku lagi, ternyata masing-masing kelompok masih memiliki preferensinya sendiri dalam memilih tempat tinggal. Faktornya tentu bermacam-macam. Yang utama adalah faktor finansial, dimana orang-orang berduit akan memilih tempat tinggal di lingkungan yang apik dan rapi. Setelah itu adalah faktor pekerjaan, dalam hal ini lokasi tempat bekerja. Dimana kelompok etnis yang menggeluti perdagangan, seperti orang Tionghoa dan Minangkabau, lebih memilih bermukim di lokasi yang tak jauh dari pasar. Sedangkan orang Bugis yang bekerja sebagai nelayan, tinggal di kawasan pesisir. Faktor keluarga, seperti kedekatan dengan orang tua dan sanak famili, serta faktor kepercayaan, ternyata juga menjadi pertimbangan. Ini terlihat dari orang Tionghoa di Jakarta, dimana mayoritas mereka tinggal di Jakarta Utara dan Barat. Selain karena sudah bermukim disini sejak ratusan tahun lalu, beberapa kawasan baru di utara, seperti Kelapa Gading, Pluit, dan Pantai Indah Kapuk, dipercaya sebagai jalur kepala naga yang membawa keberuntungan.

Baca entri selengkapnya »

Natsir muda

Banyak orang yang tak tahu dengan Mosi Integral Natsir. Padahal peristiwa itu merupakan salah satu tonggak penting bagi keberlangsungan negeri ini. Dimana Indonesia yang sebelumnya terpecah-pecah menjadi beberapa bagian, dipersatukan ke dalam sebuah republik. Pada bulan April 1950, dihadapan anggota parlemen Republik Indonesia Serikat (RIS), Natsir menyatakan agar RIS dibubarkan. Dan seluruh negara bagian, diminta untuk bergabung ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mosi ini menjadi jawaban atas segala kemelut yang terjadi di daerah pasca Konferensi Meja Bundar (KMB). Kala itu banyak daerah yang kebingungan dengan hasil KMB yang menyatakan bahwa Indonesia sebagai negara serikat. Akibatnya, banyak huru-hara yang memprotes keputusan tersebut. Setelah melobi beberapa pimpinan fraksi, Natsir akhirnya memperoleh kesimpulan bahwa negara-negara serikat mau membubarkan diri dan bergabung dengan Republik Indonesia. Kesimpulan itulah yang hingga kini menjadi landasan hukum, bahwa Indonesia merupakan negara kesatuan.

Lima bulan setelah mengumumkan Mosi Integral, Natsir diangkat menjadi Perdana Menteri menggantikan Mohammad Hatta. Ia dilantik oleh Soekarno di Yogyakarta pada tanggal 7 September 1950 dan menjadi Perdana Menteri Republik Indonesia bersatu yang pertama. Baru saja menjabat, ia harus menghadapi berbagai pemberontakan di daerah, terutama di Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Akibatnya kabinet ini lebih banyak mengurusi keamanan, tenimbang memikirkan kesejahteraan rakyat. Meski tergolong zaken kabinet, namun pemerintahan ini gagal membentuk koalisi dengan Partai Nasional Indonesia (PNI). Saat itu, kabinet Natsir banyak diisi oleh orang-orang dari Masyumi, Partai Sosialis Indonesia (PSI), serta Partai Persatuan Indonesia Raya (PIR). Sedangkan PNI yang menjadi pimpinan parlemen – kala itu diketuai R.M. Sartono – lebih banyak mengkritisi tenimbang mendukung pemerintah.

Baca entri selengkapnya »