Dalam banyak komentar di media sosial, Sumatera Barat (Sumbar) sering dipersepsikan sebagai propinsi yang tertinggal. Tak ada pencakar langit, tak ada kafe kekinian, tak ada mal-mal mewah, sampai dicibir gak punya supermarket. Yang terakhir ini, lantaran propinsi tersebut tak mengijinkan duo waralaba raksasa : Indomaret dan Alfamart, untuk beroperasi disini. Belakangan, propinsi ini juga diledek karena tak punya jalan tol. Padahal propinsi lainnya di Sumatera, sudah mengecap manisnya jalan bebas hambatan sejak tahun 2019 lalu. Terakhir Jambi, sudah meresmikan jalan tol pertamanya di bulan Oktober kemarin. Adanya persepsi semacam itu dikalangan netizen, memang tak sepenuhnya salah. Terlebih Pemda Sumbar tak pernah mengklarifikasi hal-hal tersebut secara proper.
Kalau kita tengok pembangunan di propinsi ini dalam 10 tahun terakhir, memang terasa jalan di tempat. Dua gubernur yang menjabat : Irwan Prayitno dan Mahyeldi, seperti tak memiliki gebrakan yang berarti. Proyek raksasa terakhir yang berhasil dibangun di propinsi ini ialah Jalan Layang Kelok Sembilan. Itupun sudah 21 tahun lalu. Kala itu Presiden Megawati bersama Gubernur Zainal Bakar, memulai pembangunan jalan layang sepanjang 2.537 meter, menggantikan Kelok Sembilan lama yang sudah tak layak dilalui. Zainal juga menginisiasi pembangunan bandara baru : Minangkabau, menggantikan airport Tabing yang sudah sesak. Tak cuma besar, airport ini juga menjadi bandara termegah di Sumatera pada saat diresmikan. Di era Gamawan Fauzi, Sumbar juga cukup bersinar. Menjadi salah satu propinsi terbaik di Indonesia, dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi dan tingkat korupsi yang rendah. Gara-gara itu, Gamawan didapuk SBY menjadi Menteri Dalam Negeri. Setelah itu, rasanya tak ada lagi pembangunan yang spektakuler di propinsi ini.
(lebih…)