
Summarecon Bekasi
Dalam 30 tahun terakhir, perpindahan penduduk dari desa ke perkotaan mengalami pertumbuhan signifikan. Dari sekian banyak wilayah perkotaan di Indonesia, Bekasi menjadi salah satu tujuan utama urbanisasi. Berdasarkan perhitungan tahun 2014, wilayah Bekasi dihuni oleh sekitar 5,8 juta jiwa, dimana 80% penduduknya bermukim di kawasan urban. Pertumbuhan kawasan urban di timur Jakarta itu, bermula dari dibukanya ruas jalan tol Jakarta-Cikampek di tahun 1987. Sejak saat itu berlomba-lombalah para pengusaha mengembangkan mega proyek, baik itu berupa kawasan industri maupun kompleks hunian berskala kota mandiri. Tak hanya pengusaha nasional, para pemodal asing-pun juga ikut berbondong-bondong menginvestasikan dananya disini. Yang terbesar diantaranya adalah investor dari Jepang dan Korea Selatan. Tak salah jika kemudian banyak pengamat perkotaan yang membandingkan Bekasi dengan Yokohama di Jepang atau Incheon, Korea Selatan. Ketiganya sama-sama menjadi penyangga ibu kota negara dan memiliki kawasan industri serta hunian modern.
Selain jalan tol, yang menjadi daya tarik Planet Bekasi adalah akan selesainya jalur kereta api double-double track Cikarang-Manggarai. Dengan adanya dua rel ganda itu akan memperlancar laju para komuter serta arus barang dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Selain kereta komuter, angkutan berbasis rel lainnya yang sedang dibangun adalah light rail transit (LRT) serta kereta api cepat Jakarta-Bandung. Untuk jalur udara, disamping telah beroperasinya kembali Bandara Halim Perdanakusuma, rencana pembangunan Bandara Internasional di Karawang juga menjadi perhitungan para investor. Bandara ini direncanakan bisa menampung sekitar 100 juta penumpang per tahunnya, jauh di atas kapasitas Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Selain itu yang tak kalah menarik ialah akan dibangunnya pelabuhan laut dalam (deep seaport) Cilamaya, yang akan menjadi ekstensi dari Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta. Dengan adanya infrastruktur yang massif seperti itu, tak salah jika kemudian Planet Bekasi dijejali oleh berbagai macam proyek properti.
Saat ini setidaknya terdapat tujuh kawasan industri di Bekasi, yang kesemuanya berlokasi di Cikarang. Ketujuh kawasan tersebut adalah MM2100, Kota Jababeka, Bekasi International Industrial Estate (BIIE), Hyundai Industrial Park, East Jakarta Industrial Park (EJIP), Delta Silicon Industrial Park, dan Greenland Industrial Park. Seluruhnya bisa dikatakan telah berstandar internasional. Kota Jababeka misalnya, kawasan seluas 5.600 hektar itu kini telah dilengkapi dengan dry port. Dari Stasiun Cikarang Dry Port, barang-barang hasil produksi bisa langsung dikapalkan ke Pelabuhan Tanjung Priok. Sehingga proses administrasi kepabeanan bisa dilakukan dari sini. Mengusung konsep hijau dan ramah lingkungan, Jababeka juga dilengkapi pabrik pengolahan limbah yang bisa menampung buangan sisa industri hingga 42.000 m³.
Disini bukan kawasan industrinya saja yang dikembangkan, namun juga pusat pendidikan dan kesehatan. President University, salah satu perguruan tinggi terbaik di timur Jakarta, telah hadir di kawasan ini sejak tahun 2000. Universitas ini merupakan hasil kerja sama Jababeka dengan Nanyang Technological University, Singapura. Selain pusat pendidikan, Kota Jababeka juga memiliki pusat kesehatan : Medical City. Di tempat ini rencananya akan dibangun rumah sakit berskala internasional yang akan mengincar pasien-pasien dari luar negeri. Rencana lainnya yang juga masuk ke dalam proyek mereka adalah pembangunan pusat perbelanjaan middle-up : Plaza Indonesia Jababeka serta Living World.
Tak hanya Jababeka yang mengusung green concept, Lippo Cikarang pengembang yang sudah berkiprah lebih dari 25 tahun, juga menawarkan konsep yang sama. Awalnya Lippo Cikarang mengembangkan kawasan industri Delta Silicon, dimana kawasan ini direncanakan akan menjadi Silicon Valley-nya Indonesia. Namun dalam perkembangannya, tak hanya industri berbasis teknologi informasi saja yang beroperasi disini, industri otomotif, farmasi, dan kimia juga ikut ambil bagian di kawasan seluas 3.000 hektar itu. Setelah sukses menjual lahannya kepada para industriawan, Lippo Cikarang juga membangun kompleks perumahan. Tak tanggung-tanggung, kawasan residensial yang mereka kembangkan-pun berskala kota mandiri, komplit dengan fasilitas pendukungnya. Disini selain Rumah Sakit Siloam Gleneagles, juga ada Waterbom, salah satu arena bermain air terbesar di Indonesia. Tak hanya itu, Lippo Cikarang juga telah dilengkapi dua pusat perbelanjaan : Mal Lippo Cikarang dan Maxxbox, serta fasilitas pendidikan dari kelompok bermain hingga perguruan tinggi.
Kini selain rumah tapak dan apartemen, Lippo juga membangun area bisnis (business district) : Orange County. Di kawasan seluas 322 hektar itu nantinya akan dibangun belasan gedung perkantoran, mirip seperti Rasuna Epicentrum atau Mega Kuningan di downtown Jakarta. Disamping itu, akan dikembangkan pula kawasan pemukiman elit ala Jepang : Little Tokyo. Rencananya proyek ini diperuntukkan bagi ekspatriat Negeri Sakura, yang dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sebagai catatan, saat ini Planet Bekasi dihuni oleh sekitar 10.000 orang ekspatriat, dan tak sedikit dari mereka berasal dari Jepang.
Sinar Mas, konglomerasi yang sukses mengembangkan Bumi Serpong Damai (BSD) di barat daya Jakarta, juga ikut ambil bagian di kawasan ini. Di Bekasi, kelompok yang dimiliki oleh Eka Tjipta Widjaja itu mengembangkan dua kompleks perumahan, yakni Grand Wisata di Bekasi Timur dan Kota Deltamas di Cikarang. Berbeda dengan BSD yang menyediakan rumah tipe kecil, di Grand Wisata hanya tersedia rumah dengan tipe menengah-atas. Selain rumah tapak, saat ini Grand Wisata juga menyediakan arena bermain air Go! Wet serta Café Walk, sebuah kluster kuliner yang terdiri dari enam resto modern. Berdekat-dekatan dengan Cafe Walk, hadir pula Farmers Market serta RSIA Hermina. Dalam masterplan Grand Wisata, disini juga akan dibangun pusat perbelanjaan dengan danau selebrasi di halaman belakangnya. Semula kawasan ini merupakan proyek properti garapan delapan konsorsium pengembang yang bernama Kota Legenda. Namun karena konsorsium itu pecah kongsi, proyek tersebut diambilalih oleh Sinar Mas di tahun 2004. Hebatnya, di tangan Sinar Mas proyek ini langsung menggeliat. Tiga tahun pasca-akuisisi, Grand Wisata sudah punya jembatan penghubung yang ikonik, yang juga berfungsi sebagai akses langsung dari/ke jalan tol Jakarta-Cikampek. Sebelumnya, ke kawasan ini harus memutar sejauh 5 km, melalui gerbang tol Bekasi Timur terus ke Kalimalang.

Masterplan CBD Kota Jababeka
Jika Sinar Mas sukses membesut Grand Wisata, di Bekasi Selatan Agung Sedayu Grup berhasil menggarap Grand Galaxy City. Proyek ini sebenarnya adalah kelanjutan dari Taman Galaxy yang sudah eksis sejak akhir 1980-an. Dalam proyek ini, Agung Sedayu berani meluncurkan pusat perbelanjaan berkelas : Grand Galaxy Park. Dengan dua akses jalan tol, yakni gerbang tol Bekasi Barat (Tol Jakarta-Cikampek) dan Jatiasih (Tol JORR), lokasi Grand Galaxy boleh dibilang cukup strategis. Terlebih kawasan ini sudah matang sejak 25 tahun lalu, sehingga telah berdiri aneka sekolah dari berbagai tingkatan, serta sentra kuliner dan kafe-kafe.
Selain Grand Galaxy City, di kawasan ini juga ada Kemang Pratama, kompleks perumahan lawas yang hingga kini masih memasarkan rumah tapak dua lantai. Meski perumahan ini sempat menjadi primadona di awal dekade 1990-an — karena sering menjadi tempat shooting film komedi situasi, kini namanya mulai meredup. Pamornya digantikan oleh kawasan lain yang terus menggeliat dengan aneka produk yang menjanjikan. Salah satu developer yang sedang naik daun ialah Summarecon Agung. Yang mengembangkan kawasan Summarecon Bekasi di atas lahan seluas 2.200 hektar. Rencananya pengembang yang sukses membesut kawasan Kelapa Gading itu akan membangun berbagai tipe rumah tapak, apartemen, rumah kantor, rumah toko, pusat kuliner, serta pasar modern. Sebentar lagi juga akan dibangun kampus Universitas Bina Nusantara, yang akan menempati lahan seluas 36.400 m2. Yang paling hits dari proyek ini adalah pusat perbelanjaannya : Summarecon Mal Bekasi. Mal seluas 80.000 m2 itu merupakan pusat perbelanjaan terlengkap di belahan timur Jakarta. Belum lagi jika nanti Summarecon Mal Bekasi 2 serta business district-nya selesai dibangun, boleh jadi kawasan ini akan menjadi ikon pertumbuhan Kota Bekasi.
Belum genap enam tahun Summarecon Bekasi dipasarkan, harga properti di kawasan ini sudah melompat empat kali lipat. Terlebih setelah jembatan K.H. Noer Alie rampung dibangun. Tak hanya investor Summarecon saja yang kebagian untung, para pemilik properti di Bekasi Barat dan Bekasi Utara-pun juga kecipratan cuan. Dalam lima tahun terakhir, boleh dibilang Summarecon Bekasi telah menjadi kiblat harga properti di Bekasi. Bahkan para pengembang seperti Modernland dan Metropolitan Land yang sedang menggarap kawasan Cakung, Jakarta Timur, juga mematok harga proyeknya sesuai harga yang ditawarkan Summarecon Bekasi.
Di Bekasi Barat, Kota Harapan Indah menjadi pionir pengembangan kota mandiri. Kompleks perumahan yang telah berkembang sejak akhir dasawarsa 1980-an itu, digadang-gadang akan menjadi kota mandiri terbesar di perbatasan timur Jakarta, dengan luas mencapai 2.200 hektar. Letaknya yang strategis, yakni di antara jalan tol JORR 1 dan rencana JORR 2, menjadikan kawasan ini sebagai salah satu hunian di Bekasi yang paling dekat dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Jika Summarecon Bekasi berhasil memikat para investor dengan pusat perbelanjaannya yang mentereng, maka Kota Harapan Indah dengan bangganya mengklaim diri sebagai pusat kulinernya Bekasi. Ya, disepanjang jalan bulevar Harapan Indah sejauh 2 km, telah berdiri resto-resto modern dengan konsep minimalis. Bahkan “bulevar kuliner” ini, dalam ukuran tertentu lebih baik dari “bulevar kuliner”-nya Kelapa Gading.
Untuk pusat perbelanjaan ritel, Kota Harapan Indah boleh dibilang yang terlengkap di Bekasi. Disini selain sudah bergabung Giant, Carrefour, Courts Megastore, dan Gramedia World, rencananya juga akan dibuka Ace Hardware. Tak hanya itu, di kawasan ini juga akan hadir dua universitas besar : Universitas Al Azhar dan Universitas Esa Unggul. Tak mau ketinggalan dengan kota mandiri lainnya, Kota Harapan Indah juga telah dilengkapi waterpark Transera. Proyek lainnya yang juga akan dikerjakan adalah Mal Harapan Indah. Dengan luas mencapai 51.000 m2, pusat perbelanjaan itu bakal terintegrasi dengan hotel dan perkantoran setinggi 16 lantai. Untuk urusan transportasi, bisa dikatakan cuma Harapan Indah yang paling serius menggarapnya. Saat ini Harapan Indah menjadi satu-satunya kawasan di Bekasi yang dilayani oleh jaringan bis Transjakarta. Belum lagi shuttle bus dari dan menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta serta Bandung, yang menjadikan kawasan ini bernilai prestisius.
Satu lagi pengembang yang cukup aktif membangun adalah Metropolitan Land. Proyeknya tersebar di berbagai lokasi dan cukup beragam, mulai dari pusat perbelanjaan, apartemen, perkantoran hingga hotel. Di Bekasi Barat, sejak tahun 1993 pengembang ini telah mengelola Mal Metropolitan 1 dan 2 serta Hotel Horison. Sukses menjadi mal favorit selama dua dasawarsa, pada tahun 2013 Metropolitan Land kembali meluncurkan pusat perbelanjaan baru : Grand Metropolitan. Kali ini segmen yang disasar adalah kalangan middle-up, yang semakin lama semakin banyak di Bekasi. Kini perusahaan pengembang besutan Ciputra itu, tak hanya giat-giatnya membangun mal, hotel, dan gedung perkantoran, namun juga kompleks perumahan. Dua kawasan perumahan yang masuk ke dalam daftar pengembangan Metropolitan di Bekasi adalah Metland Tambun dan Metland Cibitung. Tiga proyek lainnya yang juga berbatasan dengan Bekasi adalah Metland Menteng di Cakung, Jakarta Timur serta Metland Cileungsi dan Metland Transyogi di poros Cileungsi-Cibubur.
Yang juga perlu dicermati dari perkembangan properti di Bekasi adalah pertumbuhan gedung-gedung pencakar langit. Dalam lima tahun terakhir pembangunan apartemen, hotel, dan perkantoran bertingkat bak jamur di musim hujan. Di sepanjang Jalan Bulevar Ahmad Yani-Jalan Ahmad Yani hingga ke Jalan K.H. Noer Alie, setidaknya terdapat 20 skyscrapers dengan ketinggian di atas 15 lantai. Diantaranya ialah empat menara Apartemen Grand Kamala Lagoon setinggi 44 lantai, empat menara Apartemen The Springlake (26 lantai), dua menara Apartemen Grand Icon (24 lantai dan 16 lantai), empat menara Kemang View Apartment (23 lantai), dua menara Apartemen Mutiara (21 lantai), M Gold Tower (21 lantai), Hotel Horison (18 lantai), Hotel Harris (17 lantai), serta empat menara Apartemen Center Point (16 lantai). Di Bekasi Timur terdapat pula Apartemen Grand Dhika City setinggi 28 lantai serta dua menara Lagoon Apartment setinggi 22 lantai. Yang tak kalah menarik, Cikarang juga telah memiliki beberapa bangunan di atas 15 lantai, diantaranya Apartemen The Oasis (31 lantai), One Sentosa Apartment (27 lantai), Green Palace Residence (25 lantai), The Enviro Apartment (22 lantai), serta tiga menara Trivium Terrace Apartment (22 lantai).
Sumber gambar : http://www.skyscrapercity.com