Di masa pandemi sekarang ini, banyak orang yang cuma fokus pada kesehatan fisik, sehinga mengabaikan – atau tak menyadari – kemungkinan adanya ancaman pada kesehatan mental. Bagi sebagian orang, yang selama ini bisa bergerak secara leluasa, baik untuk bekerja, bersosialisasi, ataupun berpergian, dengan adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB), secara tak langsung bisa menyebabkan terjadinya depresi. Terlebih bagi sang ayah yang merupakan tulang punggung keluarga, dengan pandemi ini mungkin saja ia akan mengalami tekanan karena tak bisa memenuhi kebutuhan keluarga secara paripurna. Saat ini banyak karyawan yang karena kantornya terdampak kebijakan PSBB, sehingga gajinya-pun dipotong. Bahkan yang cukup menyedihkan, tak sedikit diantara mereka yang terkena PHK. Begitu pula dengan si ibu. Karena harus membimbing anak belajar daring di rumah, ia juga terpaksa ikut memahami materi yang disampaikan para guru. Terlebih dengan pola belajar online sekarang ini, banyak anak yang tak fokus dan terdistraksi dengan lingkungan sekitar. Anak-anak-pun juga begitu. Mereka yang biasanya bisa bebas bersosialisasi dengan teman-temannya, terpaksa dilarang keluar karena takut terkena Covid-19. Ini semua bisa berpotensi terjadinya gangguan mental pada keluarga. Nah, dalam tulisan kali ini, saya akan membagikan beberapa tips mudah menjaga kesehatan mental keluarga di tengah-tengah pandemi.
Melakukan proses rekreasi di rumah
Bagi Anda yang senang berpergian atau melakukan aktivitas outdoor, pandemi ini memang menjadi momok. Bagaimana tidak, sebelum pandemi Anda bisa dengan sesuka hati melakukan kemping, memancing, atau sekedar melihat pemandangan alam. Namun sejak pandemi, semuanya jadi terbatas. Tapi untungnya sekarang sudah ada internet, sehingga aktivitas pelancongan yang biasanya menguras banyak energi dan biaya, bisa dilakukan secara virtual. Tur virtual ini ada yang gratis, ada pula yang berbayar. Ada juga penyedia tur yang membuat konten menggunakan aplikasi dan alat virtual reality, seperti Ascape yang populer di YouTube. Meski hanya berjalan-jalan di dunia maya, setidaknya foto-foto pemandangan yang tersaji cukup menyegarkan mata. Atau bagi Anda pecinta buku, maka saat inilah kesempatan buat Anda untuk melahap buku-buku yang pernah dibeli. Sebelum pandemi karena banyaknya aktivitas yang Anda lakukan, mungkin banyak buku yang masih tertumpuk di lemari yang tak sempat Anda baca. Bahkan plastiknya-pun mungkin belum dibuka. Nah di masa pandemi ini, saatnya Anda menyantap buku-buku tersebut. Saya saja sudah membaca beberapa buku dan menuliskan resensinya. Suatu hal yang jarang dilakukan sebelum pandemi. Begitu pula bagi Anda yang senang menjahit, menyulam, atau melukis, dan ada pekerjaan yang belum terselesaikan, maka inilah waktunya buat Anda untuk merampungkan pekerjaan tersebut. Jadi jangan kehabisan akal untuk berkreasi selama masa pandemi.
Menghindari berita negatif
Di tengah banyaknya berita tentang Covid-19 yang menggempur setiap saat, terkadang membuat kita muak. Berita tentang jumlah korban yang meninggal karena virus ini, bisa jadi akan menimbulkan rasa was-was. Terlebih berita-berita bohong yang banyak bertebaran di media sosial, di Whatsapp-Whatsapp Grup yang kadang terdengar bombastis, akan membuat kita semakin takut. Untuk menjaga kesehatan mental, maka menurut saya Anda harus secepatnya keluar dari Whatsapp Grup tersebut. Kalau Anda senang berseluncur di Facebook, dan selalu mendapati teman-teman yang menyebarkan berita negatif, maka sudah seharusnya Anda memblokir akun mereka untuk sementara waktu. Apalagi bagi para remaja yang sedang di masa labil, berteman dengan orang-orang toxic di media sosial dapat berpotensi terjadinya gangguan mental. Oleh karenanya diperlukan peran aktif orang tua untuk memantau perilaku anak-anak remaja, dan sebisa mungkin melakukan pengawasan terkait orang-orang yang berinteraksi dengan mereka di media sosial.
Olahraga secara rutin
Banyak cara yang bisa kita lakukan agar kesehatan mental tetap terjaga. Yang paling mudah dan murah adalah melakukan olahraga secara rutin. Anda cukup berlari-lari kecil selama 30 menit atau melakukan peregangan dengan melentur-lenturkan badan, maka bisa menurunkan tingkat stres yang Anda alami. Melakukan olahraga secara rutin sama halnya dengan melatih tubuh untuk merespon stres lebih baik, termasuk merespon jika terdapat perubahan fungsi dan fisiologis tubuh. Bila detak jantung menjadi lebih cepat, otot akan menegang dan tekanan darah meningkat. Maka olahraga dapat menurunkan dan membuat perubahan tersebut menjadi normal kembali. Dikutip dari kompas.com, berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa olahraga yang teratur dapat menurunkan stres seseorang. Hal ini terjadi karena olahraga dapat menurunkan hormon kortisol dan epineprin, serta meningkatkan hormon norepineprin sebagai anti-depresan. Sebuah penelitian yang melibatkan 49 perempuan yang sedang mengalami stres berat, yang kemudian diminta untuk melakukan olahraga teratur selama delapan minggu berturut-turut, menunjukkan adanya penurunan kadar kortisol dan epineprin pada urin mereka. Selain itu, hasil tes psikologi yang dilakukan pada kelompok tersebut menunjukkan bahwa tingkat stres mereka berkurang, bahkan hilang sama sekali. Jadi buat Anda yang selama ini malas berolahraga, coba deh melakukannya secara rutin agar mental Anda tetap terjaga.
Bersabar
Mungkin ini terdengar lucu, tetapi memang menjadi orang penyabar di saat pandemi ini sangatlah penting. Disaat Anda terpaksa beraktivitas keluar rumah, dan pada saat yang bersamaan Anda menjumpai orang-orang yang tak melakukan protokol kesehatan (prokes) secara ketat, terkadang Anda akan stres dibuatnya. Kita tidak pernah tahu apa alasan mereka tak mau menjalankan prokes yang telah ditetapkan itu. Namun mereka yang menganggap tak perlu melakukan prokes ketat itu mungkin akan baik-baik saja, sedangkan Anda yang risih malah berpotensi akan mengalami gangguan mental. Untuk itu, menurut saya boleh saja kita menegur orang itu secara baik-baik, tetapi tak perlu memaksanya hingga menyebabkan Anda mengalami depresi. Atau sebaliknya, Anda yang terbiasa bebas namun kini harus menjalani prokes yang ketat, boleh jadi akan mengalami depresi. Untuk itu maka Anda perlu melakukan penyesuaian dengan kebiasaan-kebiasaan baru tersebut. Anda tak perlu gelagapan melihat banyaknya orang yang menegur Anda. Cukup ikuti saja aturan-aturan tersebut, dan bersabar untuk menjalaninya.
* * *
Bagi Anda yang perlu berkonsultasi dengan dokter, jangan lupa ya sekarang ada layanan Halodoc. Disana Anda bisa berkonsultasi dengan dokter-dokter spesialis yang berkompeten, sehingga Anda tak perlu lagi keluar rumah. Kalau Anda butuh obat, dokter-dokter di Halodoc bisa langsung meresepkannya untuk Anda. Tinggal tunggu sebentar, obat yang diperlukan langsung diantar ke rumah. Lalu kalau Anda memerlukan layanan rumah sakit atau poliklinik, Halodoc juga bisa membantunya. Cukup klik fitur “Rumah Sakit”, disana Anda bisa memilih layanan yang diharapkan. Praktis bukan. Yang belum, yuk unduh aplikasi Halodoc sekarang.
Sekian tips mudah dari saya. Semoga bermanfaat.