Posts Tagged ‘Kereta Cepat Jakarta-Bandung’


Pemerintah akhirnya menambal biaya pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung dengan APBN. Keputusan itu diambil setelah adanya pembekakan dana dalam pembangunan proyek tersebut. Tak tanggung-tanggung, uang negara yang digelontorkan mencapai Rp 27,74 triliun. Pembekakan ini dinilai oleh sebagian ekonom sebagai bentuk kurangnya perencanaan pemerintah. Seperti yang dilansir dari bisnis.com, pada tahun 2015 biaya pembangunan kereta cepat ditaksir sekitar USD 6,07 miliar atau setara Rp 86,5 triliun. Namun kini biayanya menggembung jadi USD 8 miliar (Rp 114,24 triliun). Menurut media daring tersebut, suntikan dana dari APBN itu dikhawatirkan akan menambah lagi hutang pemerintah. Bahkan dalam sebuah dialog virtual, ekonom Faisal Basri mengatakan kalau proyek ini tak akan balik modal sampai kiamat.

Merespons munculnya kritik dari banyak pihak, beberapa pejabat pemerintah-pun kemudian angkat bicara. Salah satunya adalah Septian Hario Seto, seorang pejabat di Kementerian Kemaritiman dan Investasi. Menurutnya pembengkakan ini terjadi lantaran ada beberapa hal yang diluar perkiraan. Salah satunya adalah terkait pembebasan lahan. Dari keseluruhan biaya yang digelontorkan, sekitar Rp 15 triliun-nya tersedot untuk itu. Lalu kendala teknis, seperti pengeboran terowongan yang terbentur oleh adanya batu keras, sehingga tak bisa dikerjakan dengan cara biasa. Lebih lanjut Seto membeberkan, pembengkakan ini wajar terjadi di pembangunan proyek kereta cepat di banyak negara. Karena ada hal-hal yang tak dapat diprediksi sedari awal.

(lebih…)
Iklan

Pusat Perawatan Kereta Cepat di Wuhan (sumber : CBC)

Pada dasawarsa 1980-an, China bukanlah siapa-siapa. Negara dengan penduduk lebih dari satu miliar itu sering diolok-olok sebagai “si sakit dari Asia”. Bagaimana tidak, pada saat itu hampir separuh rakyatnya hidup di bawah garis kemiskinan. Tingkat melek huruf hanya sebesar 65% dengan pertumbuhan ekonomi berkisar antara 5,3% – 5,5%. Tak cuma itu, dalam hal penguasaan teknologi, China sangat jauh tertinggal. Padahal tahun 1300-an, sebelum bangsa Barat mengenal senjata api, para prajurit China sudah menggunakan bubuk mesiu dalam berperang. Mereka juga telah memakai senapan ringan untuk menangkal invasi Mongol, dan menggunakan kompas dalam pelayaran ke Timur Tengah.

Meski sempat menjadi negara sakit sejak pertengahan abad ke-19, agaknya kejayaan China tujuh abad lalu bakal terulang kembali. Salah satu indikatornya adalah penguasaan teknologi kereta cepat. Sebelumnya, hanya empat negara yang memonopoli teknologi yang cukup revolusioner ini. Mereka adalah Jepang, Prancis, Jerman, dan Spanyol. Meski Jepang banyak memberikan terobosan dalam pengembangan kereta cepat, namun perlu diketahui bahwa teknologi kereta api pertama kali berkembang di Inggris.

(lebih…)