Puas! Mungkin begitu ungkapan yang tepat setelah saya membaca buku Liem Sioe Liong dan Salim Group, Pilar Bisnis Soeharto karya Richard Borsuk dan Nancy Chng. Buku ini sebenarnya sudah saya selesaikan setahun lepas, namun baru bisa meresensikannya sekarang. Buku terbitan ISEAS-Yusof Ishak Institute (2014) itu bercerita tentang kehidupan orang terkaya di Indonesia pada zaman Orde Baru : Liem Sioe Liong. Dari masa kecilnya di Fuqing, merantau ke Kudus kemudian Jakarta, hingga berpindah dan wafat di Singapura. Karena Liem adalah cukong utama Soeharto, kisahnya juga memberikan gambaran tentang bagaimana presiden kedua itu bisa bertahan di puncak kekuasaan selama tiga dekade. Meski tergolong ilmiah, namun buku ini enak dibaca. Mengalir seperti kisah-kisah pada cerita fiksi. Terlebih sang penulis bisa menempatkan dirinya secara independen, sehingga karya ini cukup objektif. Buku ini juga bisa membantu Anda untuk menilai bagaimana sosok Liem yang sebenarnya, yang sejak era Reformasi terlanjur dicitrakan negatif. Lebih jauh buku ini juga memberikan wawasan kepada kita bagaimana Soeharto melakukan praktik kroniisme. Praktik yang sedikit banyaknya masih berlangsung hingga hari ini.
Proyek tentang Liem Sioe Liong dan Salim Group ini dikerjakan dengan melakukan penelitian di sejumlah kota dimana Liem pernah menjejakkan kakinya. Selain berkunjung ke Jakarta, Singapura, Kudus, Semarang, Hongkong, dan Fuqing, Borsuk dan Chng juga memperoleh informasi dari sumber-sumber primer. Mereka mewawancarai sejumlah orang dekat Liem, dari mantan rekan bisnisnya Sudwikatmono dan Ibrahim Risjad, Benny Santoso (Direktur Eksekutif Salim Group), serta anggota keluarganya yang ada di Tiongkok, Indonesia, dan Singapura. Menurut penulis, buku ini tak kan hadir tanpa bantuan Anthony Salim, putra Liem yang kemudian melanjutkan bisnis ayahnya di Indonesia. Buku ini terbagi ke dalam 22 bagian, yang masing-masing terdiri dari 20-40 halaman. Saya akan mengutip beberapa bagian yang dianggap penting, sebagai pertimbangan Anda sebelum membeli buku setebal 592 halaman itu.