Asia Tengah, sebuah wilayah marjinal di pedalaman benua Asia, adalah tempat bermukimnya bangsa-bangsa penakluk. Disini selain ras Turkik, juga terdapat suku bangsa Mongol. Mereka telah mengembara sejak ribuan tahun lalu, menaklukkan berbagai peradaban besar dan (kemudian) mendirikan kerajaan-kerajaan kuat. Orang-orang Asia Tengah dikenal sebagai pejuang yang ulung. Alamnya yang berupa gurun, stepa, dan bukit, menyebabkan masyarakatnya hidup dari berburu, dan saling berperang satu sama lainnya. Beberapa tokoh militer yang melegenda, seperti Jengis Khan (1162-1227), Timurlenk (1336-1405), Muhammad al-Fatih (1432-1481), dan Muhammad Babur (1483-1530), lahir dari kelompok masyarakat ini. Bangsa Asia Tengah boleh jadi merupakan kelompok etnik terbesar saat ini, yang masih hidup dengan cara berpindah-pindah. Kehidupannya yang nomaden, berpotensi menjadi ancaman bagi peradaban-peradaban besar yang mapan. Sejarah telah membuktikan, bahwa bangsa-bangsa Asia Tengah yang perkasa itu, telah meluluhlantakkan imperium-imperium agung seperti Romawi, Byzantium, Abbasiyah, dan Song China.
Posts Tagged ‘Muhammad al-Fatih’
Roma Menunggu Menjadi Muslim
Posted: 20 September 2009 in MotivasiTag:Byzantium, Konstantinopel, Mesjid Roma, Muhammad al-Fatih, Roma, Turki Utsmani
Ada sebuah hadis yang begitu menggoda dan menggetarkan pikiran saya. Perkataan Rasulullah SAW tentang adanya kepastian akan kejayaan umat Muslim di masa mendatang. Hadis itu dengan gamblang mengatakan bahwa suatu ketika nanti kaum Muslimin akan menaklukan dua kota penting dunia, Konstantinopel dan Roma. Mengapa hadis itu begitu menggoda? Pertama, karena tak pernah ada seseorang pun yang dapat memastikan apa yang akan diraih oleh umatnya di masa mendatang secara terperinci seperti halnya Muhammad SAW. Tidak Ibrahim Alaihissalam, tidak Musa Alaihissalam, ataupun Isa Alaihissalam. Yang kedua, dan ini yang semakin mempertebal keimanan saya, karena separuh janji dalam hadis tersebut telah terbukti.
Bagi masyarakat Muslim di abad ke-7, perkataan itu (mungkin) agak mencengangkan. Bagaimana mungkin, sebuah masyarakat gurun yang terbelakang nantinya akan menaklukan dua ibu kota kerajaan besar yang perkasa. Tapi itulah Muhammad SAW, yang mampu memberikan kepastian bagi umatnya. Sehingga hadis itu tetap hidup di tengah orang-orang yang beriman dan memotivasi mereka hingga detik ini.