Masalah Israel dan Yahudi, menjadi salah satu topik yang hangat untuk diperbincangkan. Tatkala kebijakan untuk berperang, menjadi sebuah opsi dalam keinginannya untuk merampas dan menduduki seluruh tanah orang Arab di Palestina. Menilik latar belakang dan sejarah Yahudi hingga harus mencaplok tanah orang-orang Arab, perlu diketahui walaupun hanyalah ringkas.
Drama sejarah Yahudi, dibuka pada suatu hari 4000 tahun silam. Pernikahan Ibrahim dengan Sarah, telah bertahun-tahun berjalan namun tidak jua mendapatkan keturunan. Hingga pada suatu hari yang cerah, Tuhan meniupkan ruh pada seorang anak yang sholeh, Ishak. Dari Ishak alaihissalam, keturunan Ibrahim terus beranak pinak hingga generasi Yakub, Yusuf, Musa, hingga Isa. 4000 tahun perjalanan bangsa Yahudi, penuh dengan lika-liku. Kadang mereka berada di bawah penguasa yang baik, seperti Cyrus dari Persia atau Sultan Abdurrahman di Andalus. Namun lebih sering hidup di bawah kungkungan dinasti-dinasti kejam, dari Firaun di Mesir, dinasti Babylonia, sampai imperium Romawi. 4000 tahun ini pula, dari bangsa yang minoritas banyak lahir para rasul yang sholeh, pemikir-pemikir brilian, politisi terkemuka, hingga perusak peradaban yang bengal.
Ibrahim, bapak para nabi, bapak umat Yahudi, juga Nasrani dan Muslim, hidup dalam kondisi paganisme yang menjadi-jadi. Namrudz serta masyarakat Babylonia yang tak bersahabat, telah menggiring Ibrahim untuk menyebrangi sungai Eufrat-Tigris menuju daerah bulan sabit subur : Palestina. Di daerah itulah Ibrahim melahirkan banyak keturunan. Yusuf, salah satu keturunan Ibrahim yang cemerlang, hidup dalam situasi yang tak bersahabat, sumber makanan yang terbatas, serta cuaca yang tak menentu. Keadaan seperti ini, menyebabkan bermigrasinya sebagian besar bani Yahudi ke wilayah Mesir.
Pada abad-abad pertama, raja Mesir Firaun cukup senang dengan kehadiran mereka. Namun setelah itu, ceritanya menjadi lain. Kaum Yahudi yang sebelumnya bahagia, akhirnya menjadi buruan sang raja, hidup penuh tekanan, diperbudak, dan disiksa tanpa belas kasih. Hingga hari yang berbahagia, lahirlah Musa, pemimpin Yahudi yang jenius dan selalu dikenang sepanjang masa. Bayi Musa cukuplah beruntung, karena seorang istri Firaun yang baik hati mau mengambil dan merawatnya. Tumbuh dalam pengasuhan yang baik serta pendidikan yang cukup, Musa muda cukup vokal menetang kebijakan raja. Dalam posisi kerasulannya dan sebagai pemimpin umat, Musa menyelamatkan kaum Yahudi dari penindasan Firaun yang sombong. Penyelamatan ini merupakan sebuah fenomena dan mukjizat Tuhan yang luar biasa. Setelah beberapa hari berada dalam pengejaran, Musa berhasil menyebrangi Laut Merah. Hanya dengan menokokkan tongkatnya ke laut, maka deburan ombak Laut Merah pun terbelah. Dalam pengejaran ini, Musa beserta kaumnya selamat tiba di Sinai. Sedangkan rombongan Firaun mati tenggelam di tengah lautan.
Di Sinai, kondisi kaum Yahudi relatif aman. Disinilah Musa menerima wahyu dari Tuhan yang menjadi cikal bakal sebuah agama. Disini pulalah Musa menyampaikan sepuluh perintah Tuhan yang terkenal itu, yang hingga saat ini menjadi pegangan bagi umat Yahudi. Sinai bukanlah tempat yang enak untuk bermukim. Terlebih lagi Sinai bukanlah tanah yang dijanjikan. Menurut kepercayaan, Palestina-lah tanah yang dijanjikan itu. Tanah yang juga merupakan asal kakek buyut mereka dulu. Permasalahan timbul, tatkala Musa mengajak kaumnya berperang melawan bangsa Kan’an untuk merebut Palestina. Di masa ini pengalaman pertama umat Yahudi tercipta. Mereka seolah-olah mendapatkan tugas baru, yaitu sebuah tugas suci untuk merebut tanah Palestina dari orang lain. Beruntung bagi mereka, Kan’an yang telah doyong akhirnya hancur.
Setelah pengembaraan panjang yang menyakitkan, bangsa Yahudi kembali ke Palestina. Disini, setelah beberapa abad wafatnya Musa, umat Yahudi hidup dalam pergolakan dan pertentangan. Hingga lahirlah Daud dan Sulaiman, dua pemimpin besar yang sholeh. Mereka untuk pertama kalinya, mendirikan kerajaan kaum Yahudi. Kerajaan yang menjadi inspirasi Israel modern ini, terbentang luas dari Sinai hingga Eufrat. Pertentangan yang konyol di dalam tubuh umat Yahudi, telah memecah dua kerajaan besar ini menjadi Judah dan Israel . Perpecahan menjadi awal malapetaka bagi orang-orang Yahudi. Sejarah dua kerajaan yang merdeka ini, serupa dengan Italia dibawah Medici, dengan serangkaian intrik, pengkhianatan, perebutan kekuasaan, dan pembunuhan.
Apakah sdr tahu dimanakah ” Land Of The Promise ” yang digambarkan oleh bible.
SukaSuka
Saya tidak memahami Bible dengan baik Dato. Namun pemahaman saya tentang Land of the Promise adalah negeri Syam, yang sekarang ini meliputi Palestina, Israel, Jordania, dan Suriah.
SukaSuka
Salam Pak Afandri. Berdasarkan penulisan dari Ralph A. Olsen yang bertajuk ” The Malay Peninsula as The setting For the Book of Mormon. Pada awal kajian, mereka menganggap bahawa Meso America adalah merupakan ” The Land of Promise ” tetapi meso America tidak mempunyai ciri2 yang digambarkan dalam Bible lama, maka mereka mencari2 dan disini mereka melihat Palestine, Syam dan lain2nya juga tidak memenuhi ciri2 “The Land of Promise”. Salah satu ciri2 yg digambarkan oleh tanda2 “The Land of Promise” ini, terdapat satu tanda yg dipanggil “Turtle Neck”. Ciri2 “turtle neck” inilah pencarian mereka pak. Maka mereka melihat Meso America dalam New World Hypothesis Panama dianggap yg paling hampir dgn ciri2 “turtle neck” ini, tetapi terdapat ciri2 lain yg Panama tidak menandakan “The Land Of Promise”. Mereka mencari didalam Old World Hypothesis yang juga dikenali sebagai “The Malay Hypothesis”, maka mereka belayar bertahun2 lamanya mencari “turtle neck” yg digambarkan. Nyata “The Malay Peninsula” memenuhi ciri2 “The Land Of Promise” saperti yg digambarkan. I’allah kita sambung lagi pak dilain waktu. sama2 kita berkongsi pak.
SukaSuka