Pura Lempuyang Luhur memang luar biasa. Bagaimana tidak, pura yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali itu telah menyedot ribuan bahkan ratusan ribu turis untuk berkunjung kesana. Tujuan mereka cuma satu : berfoto di “Gates of Heaven”. Untuk memenuhi rasa penasaran, bulan lalu saya menyempatkan diri mengunjunginya. Saya ingin melihat bagaimana sebenarnya “gerbang ke surga” yang di-mention pada foto-foto orang di Instagram. Setelah menempuh tiga jam perjalanan dari Kuta, kami akhirnya menjejakkan kaki disana. Sebenarnya ke Karangasem, kami hanya ingin mengunjungi Taman Air Tirta Gangga. Namun karena jagat Instagram sempat dihebohkan oleh postingan Pura Lempuyang Luhur, jadilah kami mengunjungi pura ini. Berbeda dengan Pura Ulun Danu Bratan, Tanah Lot, atau Tirta Empul, pura ini belum menjadi destinasi utama Pulau Dewata. Selain jalannya yang sempit, di dekat pura tak ada lot parkir yang representatif. Sehingga banyak mobil pengunjung yang diparkir di tepi jalan, dengan posisi miring 45⁰.
Dari arah Amlapura, ibu kota Karangasem, tak ada arah petunjuk dimana pura ini berada. Untung ada Google Maps, sehingga tak sulit bagi kami mencarinya. Setibanya di lokasi, kami diminta untuk memberi donasi serta membayar uang sewa sarung. Yah tak terlampau mahal lah, jika dibanding obyek wisata lainnya. Uang sewa sarung hanya sebesar Rp 10.000, dan donasi seikhlasnya. Sehabis menaiki puluhan anak tangga dan mendaki sejauh 150 meter, kami tiba di pura yang pertama. Oh iya, kompleks ini terdiri dari enam pura. Yang paling populer adalah pura yang pertama ini : Penataran Agung, tempat Gates of Heaven berada. Setelah mendapat percikan air suci, kami masuk ke pelataran. Disini kami melihat puluhan orang mengantri, berjajar rapi seperti menunggu sesuatu. Kami sempat saling bertanya, sedang apa mereka berbaris. Oh, ternyata mereka lagi menunggu giliran untuk berfoto di Gates of Heaven.
Setelah memandangi Gates of Heaven, kami sempat terkejut karena yang dimaksud dengan gerbang ke surga itu hanyalah gapura kusam setinggi delapan meter. Dan lebih terkejutnya lagi, disana tak ada kolam air seperti yang di-posting orang-orang di Instagram. Tak butuh waktu lama, kami menyadari bahwa ini hanyalah trik kamera. Untuk menciptakan air di muka gapura, sang fotografer menggunakan kaca tipis yang diletakkannya di bawah lensa. Cahaya yang memantul pada kaca, kemudian akan memberi efek seolah-olah ada air disana. Agar hasil jepretan makin berkesan, pemotretan dilakukan ketika cuaca sedang cerah. Sebab Gunung Agung di kejauhan akan terlihat dengan jelas. Dan itu semakin memberi kesan kalau pengunjung sedang berada di negeri kayangan.
Ternyata bukan saya saja yang kecele dengan Instastory orang-orang tentang Pura Lempuyang Luhur. Polina Marinova, seorang editor majalah Fortune, juga sempat dibuat kecewa. Melalui akun Twitter-nya ia berkicau kalau harapannya runtuh setelah mengetahui bahwa foto-foto yang beredar di Instagram itu hanyalah rekayasa. Polina bilang : “proof that Instagram influencers have ruined everything. My hopes & dreams were shattered when I found out the “water” at the Gates of Heaven is actually just a piece of glass under an iPhone.” Dalam cuitannya ia juga membagikan dua buah foto : hasil jepretan di Gates of Heaven dan seorang fotografer yang sedang melakukan trik kamera. Unggahannya pada hari Kamis lalu (4/7) itu, sontak menjadi viral dan mendapat lebih dari 4,8 ribu retweet serta 13 ribu jempol.

Unggahan Twitter Polina Marinova
Meski banyak orang yang kecewa, namun setibanya disana Anda tak akan menyesal. Karena pura yang terletak di lereng Gunung Lempuyang itu menawarkan pemandangan luar biasa. Berada di ketinggian 1.175 meter, Anda dapat menyaksikan betapa megahnya Gunung Agung. Hembusan angin sepoi-sepoi membuat suasana terasa adem. Menurut kepercayaan masyarakat Bali, pura ini merupakan pura tertua yang sudah ada sejak zaman sebelum Hindu-Budha. Disamping itu, pura ini juga diyakini sebagai salah satu dari enam pura yang disucikan (sad kahyangan jagat). Dua pura populer lainnya yang juga termasuk sad kahyangan jagat adalah Pura Besakih dan Uluwatu. Selain Gates of Heaven, spot menarik yang bisa menjadi obyek pemotretan adalah Candi Penataran Agung. Candi ini sebenarnya merupakan bangunan utama dalam kompleks tersebut. Namun karena Gates of Heaven memiliki latar yang menarik, jadilah candi ini agak terlupakan.
Walau jauh dan capek, pura ini sangat recommended. Insya Allah saya akan kesana lagi, jika ada kesempatan mengunjungi Pulau Dewata.
Lihat pula :
1. Masih Adakah Ketenteraman di Bali ?
2. Banyak Libur di Bali