Memutar kembali memori kita ke tahun 2000 lalu …
Tersirat akan sebuah kenangan yang menyedihkan, para lanun, perompak dan teroris berulah. Bursa Efek Jakarta diguncang bom. Mereka tak mengenal agama dan etnis, menghantam siapa saja yang menurutnya layak dihantam. Kini setelah tujuh tahun tragedi itu berlalu, para teroris itu tetap bergentayangan. Serangan itu semakin meluas, tak sebatas bursa, dan bahkan orang-orang tak berdosa pun terkena serangannya. Memori kita mungkin lupa, terorisme berakar dari kemiskinan dan rasa frustrasi diri menghadapi dunia nan semakin tak berpihak. Tak hanya di dunia muslim, Eropa abad ke-12 pun mencatatnya. Tatkala panggilan suci Paus Urbanus, menggerakkan ratusan ribu rakyat Eropa tuk merebut Yerusalem. Mereka berhimpun dari penjuru Eropa, “orang-orang beriman” dari Inggris, Prancis, Andalus, Prusia ikut terlibat di dalamnya. Tapi kekerasan dan teror tetaplah salah, maka Tuhan-pun tak berpihak kepada mereka. Dan sejarah mencatat, hingga kini Yerusalem tak pernah tertaklukkan. Kini penyakit itu melanda sebagian kecil umat Muslim, korbannya bukanlah musuh yang mereka harapkan, tapi kebanyakan dari kalangan mereka sendiri. Sungguh bukan pekerjaan orang beriman.
Berikut Catatan Pinggir Goenawan Mohammad atas tragedi Bom Bursa Efek (lebih…)