
Kiri-kanan : Sundar Pichai, Satya Nadella, Parag Agrawal, Indra Nooyi, Arvind Krishna dan Ajay BangaGak sekali dua kali saya melihat masyarakat kita mengata-ngatai orang India dengan olok-olokan “Prindavan”. Mungkin ini dikarenakan stereotyping mereka yang terkenal jorok, kasar, dan tidak tertib. Tapi tahukah Anda, kalau ternyata di luar negaranya banyak diantara mereka yang jadi orang sukses. Jika Anda menyigi daftar pimpinan perusahaan-perusahaan besar di Amerika, mungkin Anda akan tercengang melihat banyaknya orang India yang menempati posisi chief executive officer (CEO). Diantara nama-nama itu yang cukup terkenal antara lain : Sundar Pichai (CEO Alphabet), Satya Nadella (CEO Microsoft), Parag Agrawal (CEO Twitter), Indra Nooyi (CEO Pepsi), Arvind Krishna (CEO IBM), Ajay Banga (MasterCard), dan Shantanu Narayen (CEO Adobe). Jika kita membaca profil mereka, maka sebagian besarnya adalah kelahiran India yang melanjutkan pendidikan tingginya di Amerika. Mereka lalu meniti karier disana dan meraih kesuksesan.
Tak hanya menjadi profesional dan pekerja kerah putih, para keturunan India juga banyak yang terjun ke dunia politik. Beberapa diantaranya bahkan sampai ke posisi puncak. Seperti Rishi Sunak yang menjadi perdana menteri Inggris (Lihat : Rishi Sunak dan Keturunan India di Inggris Raya) dan Kamala Harris yang menjabat wakil presiden Amerika. Kamala memiliki darah India dari ibunya, Shyamala Gopalan, seorang akademisi yang lahir di Madras. Selain itu yang juga cukup moncer adalah para ilmuwan keturunan India. Di negeri Paman Sam, mereka banyak yang menjadi peneliti bahkan ada yang berhasil meraih Nobel. Yang terakhir adalah Abhijit Banerjee, yang meraih Nobel pada tahun 2019 di bidang ilmu ekonomi. Ia melanjutkan jejak Har Gobind Khorana (kedokteran), Subramanyan Chandrasekhar (fisika), serta Venkatraman Ramakrishnan (kimia) yang masing-masing beroleh Nobel di tahun 1968, 1983, dan 2009.
(lebih…)

