Posts Tagged ‘Tour over hidden places in Jakarta’


Andre Vltchek (sumber : andrevltchek.weebly.com)

Andre Vltchek (sumber : andrevltchek.weebly.com)

Bukannya ada apa-apa jika dalam kesempatan kali ini saya harus menanggapi tulisan skeptis dari Andre Vltchek tentang Jakarta dan Indonesia pada umumnya. Namun sebelum melangkah lebih jauh, mungkin sebagian Anda akan bertanya-tanya, untuk apa menanggapi tulisan dia. Sedangkan namanya saja belum pernah mendengar. Memang banyak orang tak mengenal novelis yang satu ini. Namanya hanya santer dikalangan pengkritik pemerintah dan para pendukungnya yang membabi buta. Agar suasana menjadi lebih enak dan bacaan ini bisa steril untuk dinikmati, ada baiknya saya mendeskripsikan latar belakang beliau terlebih dahulu. Andre Vltchek lahir di St. Petersburg pada tahun 1963. Saat ini ia merupakan warga negara Amerika, yang telah menjalani aneka profesi dari pembuat film, wartawan perang, hingga menjadi novelis. Setelah hidup beberapa tahun di Amerika Latin dan Oseania, kini ia pindah dan bekerja di Afrika serta Asia Timur. Ia merupakan sedikit dari analis politik yang telah berkelana di banyak negara berkembang. Oleh karenanya ia tahu (beberapa) akar permasalahan di negara-negara tersebut, termasuk Indonesia.

Karya-karya Vltchek memang bisa membuat telinga penguasa meradang. Hal ini karena banyak dari tulisannya yang tak enak didengar. Wajar saja! Bagi saya yang merupakan penikmat aneka tulisan lepas, agaknya karya-karya Vltchek terlalu jorok. Selain skeptis, ia juga menulis secara serampangan. Menurut saya yang awam ini, sebuah karya yang berbobot seharusnya disertai fakta serta bukti-bukti yang akurat. Namun Vltchek nampaknya menghiraukan kaidah-kaidah tersebut. Setidaknya saya bisa mengatakan itu dari tulisannya yang berjudul : “The Perfect Fascist City, Take A Train in Jakarta” (bisa dilihat di : www.counterpunch.org : The Perfect Fascist City, Take A Train in Jakarta). Tulisan ini sebenarnya telah dirilis sejak awal tahun lalu. Namun yang saya lihat, sedikit sekali tokoh-tokoh kita –- terutama para ahli perkotaan, yang menanggapinya secara serius.

(lebih…)