Rahasia Swiss Punya Banyak Perusahaan Top Dunia

Posted: 26 Juli 2021 in Ekonomi Bisnis
Tag:, , , , , , , , ,

Kantor Pusat Credit Suisse di Zurich

Kalau Anda melihat daftar Fortune Global 500 yang dirilis oleh majalah Fortune setiap tahunnya, maka Anda akan tercengang bahwa ada 14 perusahaan asal Swiss yang masuk ke dalam list tersebut. Ya, negara sekecil Swiss, yang berada di tengah-tengah Eropa dan hanya berpenduduk 8,5 juta jiwa, bisa memiliki 14 perusahaan kelas dunia. Bandingkan dengan Indonesia yang berpenduduk 270 juta jiwa dengan luas area 45 kali lipat Swiss, cuma ada satu perusahaan di daftar tersebut. Itupun Pertamina, perusahaan yang masih merugi dan terus disubsidi oleh negara. Okelah, jangan bandingkan Swiss dengan Indonesia yang peringkat PISA-nya saja masih di urutan bawah. Coba bandingkan Swiss dengan Korea Selatan, yang pada tahun 2020 lalu menjadi negara terinovatif di dunia. Dengan jumlah penduduk 6 kali lipat lebih banyak dibandingkan Swiss, serta luas area dua setengah kali lebih besar, Korea sama-sama memasok 14 perusahaan ke dalam daftar tersebut. Lalu apa kelebihan Swiss di bandingkan negara-negara lain di dunia. Nah, dalam tulisan kali ini, kita akan melihat bagaimana Swiss bisa menghasilkan banyak perusahaan top dunia, seperti Roche, Nestle, Novartis, dan Credit Suisse.

Kalau kita rangkum, ada tiga komponen besar yang menjadikan Swiss bisa menghasilkan perusahaan-perusahaan wahid kelas dunia. Yang pertama adalah asas politiknya yang netral, dimana ia tidak berpihak kepada kekuatan manapun. Kedua, transparansi dan keterbukaan masyarakatnya. Dan ketiga, sumber daya manusianya yang unggul. Ketiga komponen ini terus dipelihara oleh pemerintah dan masyarakat Swiss, sehingga kalau salah satunya tercederai mereka khawatir negaranya akan mundur dari persaingan global.

* * *

Sebelum tahun 1648, Swiss merupakan bagian dari Kekaisaran Romawi Suci. Ia menjadi negara berdaulat setelah ditandatanganinya Peranjian Westphalia, yang juga menandai berakhirnya perang 30 tahun di Eropa. Ketika perang berkecamuk, Swiss menjadi rebutan dua kekuatan besar saat itu : Austria dan Burgundy. Karena letaknya yang diapit negara-negara besar, Swiss kemudian memutuskan untuk menjadi negara netral dan tak mau memihak kekuatan manapun. Oleh karenanya ketika pecah Perang Dunia Pertama dan Perang Dunia Kedua, negara ini tak masuk blok manapun. Karena sikap netral inilah, perekonomian dan perpolitikan Swiss relatif stabil. Inilah kemudian yang mendorong para investor untuk memindahkan atau mendirikan perusahaannya disini. Salah satu investor asal Jerman yang mendirikan perusahaannya di Swiss adalah Henry Nestle. Saat ini Nestle merupakan perusahaan makanan terbesar di dunia yang banyak menghasilkan pundi-pundi bagi Swiss. Selain investor dari Jerman, pengusaha asal Italia, Inggris, bahkan Afrika Selatan-pun banyak yang membuka perusahaannya disini. Tak hanya para investor, masyarakat internasional-pun juga mempercayai Swiss sebagai headquarter beberapa lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Disamping Palang Merah Internasional, lembaga dunia untuk urusan perburuhan (ILO), kesehatan (WHO), dan meteorologi (WMO) juga berkantor disana.

Faktor berikutnya yang mendorong Swiss sukses seperti sekarang ini adalah transparansi dan keterbukaan masyarakatnya. Hal ini terutama dilatarbelakangi oleh demografi Swiss yang terdiri dari tiga bangsa utama di Eropa, yakni Jerman, Prancis, dan Italia. Untuk menjaga keseimbangan itu, selain bersikap netral, masyarakat Swiss juga sepakat untuk selalu transparan dan terbuka. Berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi di tahun 2020 lalu, Swiss berada di peringkat ketiga bersama Singapura dan Swedia. Disana permasalahan apapun, selalu diselesaikan sesuai ketentuan yang berlaku. Gak ada yang namanya hengki pengki atau transaksi di bawah meja. Lalu dari Indeks Kemudahan Berusaha, juga dinyatakan kalau mendirikan perusahaan di Swiss sangatlah mudah. Disana nampaknya tak ada perlindungan khusus bagi kelompok tertentu yang bisa menyebabkan enggannya investor untuk berinvestasi.

Terkait dengan SDM Swiss yang unggul, hal ini karena sistem pendidikannya yang menekankan pada pengembangan bakat siswa. Bayangkan saja! Di paruh kedua abad ke-19, sudah banyak pengusaha Swiss yang berinvestasi di Hindia Belanda. Sebagian dari mereka memiliki lahan perkebunan tembakau di Medan. Padahal ketika itu mereka tak memiliki kekuatan politik seperti halnya para pengusaha Belanda ataupun Inggris. Namun berkat kegigihan dan lobi-lobinya yang jitu, orang Swiss mampu menjadi salah satu pengusaha berpengaruh disini. Kalau Anda pergi ke Medan, maka di bagian barat kota itu ada sebuah kecamatan yang bernama Medan Helvetia. Kecamatan tersebut dulunya merupakan lahan perkebunan milik dua saudagar Swiss, Mots dan Breker. Helvetia sendiri artinya adalah konfederasi Swiss. Tak hanya menjadi pengusaha tembakau, di masa kolonial banyak pula hotel terkemuka di Medan yang dikelola oleh pengusaha Swiss. Orang-orang Swiss baru hengkang dari Medan setelah pecah Revolusi Sosial 1946, dimana ketika itu banyak diantara mereka yang terbunuh (Lihat : Revolusi Sosial 1946 dan Runtuhnya Kesultanan di Sumatera Timur).

Selain memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, orang Swiss juga gemar melakukan penelitian dan pengembangan teknologi. Banyak peraih nobel di bidang fisika, kimia, dan kedokteran, berasal dari negeri ini. Secara keseluruhan ada 27 orang Swiss yang meraih Piala Nobel, dimana salah satunya adalah Albert Einstein. Meski lahir di Jerman, namun sejak tahun 1902 Eistein telah melakukan penelitian fisika di Bern. Bersama koleganya Conrad Habicht dan Maurice Solovine, ia mendirikan Olympia Academy di kota tersebut. Di Jenewa, ada laboratorium penelitian fisika yang cukup terkenal. Namanya CERN. Lembaga ini melakukan penelitian untuk pengembangan nuklir. Selain itu, disini juga tempat ditemukannya world wide web yang kemudian menjadi cikal bakal berkembangnya teknologi internet. Meski tak sepopuler universitas Ivy League di Amerika atau Oxbridge di Inggris, namun perguruan tinggi di Swiss memiliki reputasi sangat baik. Yang paling terkenal adalah Swiss Federal Institute of Technology di Zurich serta Swiss Federal Institute of Technology di Lausanne. Keduanya berada di peringkat ke-8 dan ke-14 terbaik dunia versi QS World University Ranking.

Beberapa Perusahaan Swiss Terkemuka

Kalau mendengar kata Swiss, apa yang ada di benak Anda? Jam tangan mewah? Yup, benar sekali. Saat ini ada empat produsen arloji asal Swiss yang menguasai pangsa pasar dunia. Mereka adalah Rolex, Patek Philippe, Swatch, dan Richemont. Di tahun 2019 lalu, ada sekitar 20,7 juta arloji yang diekspor Swiss ke seluruh dunia dengan nilai mencapai 21,7 miliar franc. Angka ini setara dengan 2,8% produk domestik bruto (PDB) Swiss. Yang membuat nilai ekspornya begitu tinggi, karena sebagian besar produk yang dijual adalah jam tangan mewah. Siapa yang tak kenal dengan Rolex, produsen jam tangan termahal sekaligus simbol prestisius. Dua tahun lalu, merek ini diperkirakan menguasai sekitar 23,4% pangsa pasar arloji dunia (Lihat diagram). Meski didirikan oleh seorang Jerman di London, namun kini Rolex merupakan kebanggaan bangsa Swiss. Begitu pula dengan Swatch dan Richemont. Selain menjadi produsen jam tangan berkelas, keduanya juga menghasilkan perhiasan-perhiasan ternama. Saat ini Richemont merupakan perusahaan ketiga terbesar dunia sebagai produsen barang mewah, setelah Louis Vuitton dan Estee Lauder.

Swiss juga memiliki reputasi yang cukup baik di bidang farmasi. Berdasarkan artikel yang ditulis oleh Andy Haywood, saat ini ada lebih dari 250 perusahaan farmasi di Swiss. Dimana dua diantaranya, yakni Roche dan Novartis merupakan perusahaan farmasi kedua dan ketiga terbesar di dunia. Mereka hanya kalah dari perusahaan farmasi asal Amerika, Pfizer. Pada tahun 2019, produk farmasi menyumbang lebih dari sepertiga ekspor Swiss, dengan nilai sekitar 88,4 miliar franc. Oleh karenanya tak heran jika Swiss mengembalikan keuntungan tersebut dengan menggelontorkan dana riset mencapai 7 miliar franc. Konon katanya, saat ini Roche sedang gencar melakukan penelitian untuk vaksin Covid-19.

Bisnis keuangan khususnya perbankan, sudah menjadi sumber penerimaan utama negeri ini sejak dua abad lalu. Kini sekitar 9,4% perekonomian Swiss dihasilkan dari sektor keuangan. Sektor ini juga memperkerjakan 196.000 profesional atau setara 5,6% angkatan kerja di negara tersebut. Berdasarkan data yang dirilis Boston Consulting Group, pada tahun 2009 lalu ada sekitar 28% dana offshore dunia yang dikelola di perbankan Swiss. Dana tersebut diduga merupakan kekayaan para diktator, pedagang senjata ilegal, kartel narkoba, atau uang dari hasil tindak kejahatan lainnya. Konon keluarga Soeharto, pernah memarkir uangnya disini. Posisi Swiss yang netral serta kemampuannya dalam menjaga rahasia data nasabah, telah menjadikannya sebagai negara safe havens. Pada tahun 2009, perbankan Swiss mengelola sekitar 5,5 triliun franc. Dua perusahaan perbankan terbesar di negara ini, UBS dan Credit Suisse, masing-masing menempati urutan ke-33 dan ke-41 sebagai bank dengan aset terbesar di dunia.

Selain jago di bidang perbankan, farmasi, dan pembuat arloji, orang-orang Swiss juga dikenal sebagai pengelola hotel yang handal. Beberapa jaringan hotel yang didirikan oleh pengusaha Swiss antara lain Kempinski, Movenpick, dan Swissotel. Keberhasilan Swiss sebagai pengelola hotel terbaik, ternyata juga didukung oleh pendidikan hospitality-nya yang maju. Saat ini 3 dari 10 sekolah perhotelan terbaik dunia berada di Swiss, dimana Ecole Hoteliere de Lausanne merupakan yang terdepan. Yang juga cukup mengejutkan adalah Swiss memiliki perusahaan pelayaran terbesar di dunia : Mediterranean Shipping Company (MSC). Perusahaan yang bermarkas di Jenewa itu, kini melayani 215 rute pelayaran yang menghubungkan 500 pelabuhan. Saat ini, MSC bisa mengangkut sekitar 3,9 juta TEU barang per tahunnya, serta telah membuka kantor di 155 negara. Tak disangka, negara yang tak memiliki akses langsung ke lautan itu, bisa mengendalikan pengangkutan kargo dunia.

Iklan
Komentar
  1. Rahadi Hendrastono berkata:

    ba a kaba Uda Ori….. lamooo indak basuo……..

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s