Posts Tagged ‘Bus ANS’


Setelah era penerbangan murah berakhir, banyak pengusaha otobus yang optimis kalau industri ini kembali menggeliat. Namun setelah Covid-19 menyerang, harapan tersebut kembali sirna. Pembatasan sosial dalam skala besar, telah menggerus omzet perusahaan otobus hingga mencapai 70%. Malah adapula perusahaan yang sampai menjual asetnya untuk menutupi biaya operasional. Menengok fakta tersebut, Kurnia Lesani Adnan, pemilik perusahaan otobus (PO) Siliwangi Antar Nusa (SAN) sekaligus Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), berinisiatif untuk menyemangati kembali industri otobus yang sedang terpuruk. Lewat channel Youtube-nya : PerpalZ TV, Sani mengunjungi beberapa stakeholder, khususnya para pelaku usaha otobus. Setelah menemui para pengusaha di Pulau Jawa, di pertengahan Maret lalu tim PerpalZ TV melakukan tur ke Sumatera. Tak tanggung-tanggung, kegiatan roadshow selama 20 hari itu dibuka oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Melihat roadshow “PerpalZ TV Goes To Sumatera”, me-recall ingatan saya terhadap PO-PO di Sumatera. Maklum dulu saya gemar mengamati perkembangan beberapa PO di Jawa dan Sumatera. Nah, dalam kesempatan kali ini, kami akan mengajak Anda untuk melihat sepak terjang PO-PO di Sumatera, serta mengulik sejarah jalur lintas Sumatera. Disamping itu, kita juga akan sedikit mengulas perubahan model bisnis pada beberapa PO, setelah dioperasikannya Tol Trans-Sumatera. Yang tak kalah menarik, kami juga akan menyajikan PO-PO legendaris yang masih bertahan hingga saat ini.

(lebih…)
Iklan

Jalan lintas Sumatera menuju Pelabuhan Bakauheni (sumber : kompas.com)

Jalan lintas Sumatera menuju Pelabuhan Bakauheni (sumber : kompas.com)

Tahun ini kawan saya yang dari Manna, Bengkulu tak bisa pulang kampung. Pasalnya jalan di daerah Liwa banyak yang rusak, berlubang-lubang hingga sedalam 50 cm. Menurutnya, jalan di sekitar Liwa hingga Krui sudah rusak bertahun-tahun. Namun tahun ini nampaknya semakin parah. Pemerintah disini seolah-olah tak menganggap penting keberadaan jalan yang menjadi bagian lintas barat Sumatera itu. Jalan ini sudah sejak lama menjadi ruas vital masyarakat di pantai barat Sumatera. Jika jalan ini terputus, maka pasokan barang yang menuju Manna dan kota Bengkulu jadi terhambat. Tak hanya truk-truk besar yang kerap terjebak, mobil pribadi-pun banyak yang kesulitan menaklukkan jalur ini. Padahal kalau jalan disini mulus, orang-orang yang hendak ke Painan ataupun Padang, tak harus melewati lintas tengah. Cukup melalui lintas barat, mereka bisa memangkas jarak maupun waktu tempuh.

Jika di lintas barat banyak jalan yang berlubang, di lintas timur tahun ini terasa lancar. Jalur yang menjadi urat nadi perekonomian Sumatera itu, kini kembali menjadi pilihan sebagain besar pemudik. Sebab jalur yang menghubungkan kota-kota besar di Sumatera itu, hampir seluruhnya sudah dibeton. Oleh karenanya banyak truk-truk besar maupun bus antar kota antar propinsi (AKAP) yang melintasi jalur timur. Di jalur ini, mobil bisa digeber hingga 100 km/jam. Terlebih selepas kota Palembang hingga perbatasan Jambi, kendaraan bisa dipacu semaksimal mungkin. Biasanya di Bayung Lencir jalan agak sedikit rusak, namun setelah itu kembali mulus.

(lebih…)