Posts Tagged ‘Mobil Listrik Jepang’


Tesla Y vs BYD Atto 3

Pada bulan Januari lalu, Asosiasi Mobil Penumpang Tiongkok merilis laporan jumlah penjualan kendaraan penumpang di negeri tersebut. Dalam laporan itu dinyatakan bahwa pada tahun 2023, Tiongkok untuk pertama kalinya menjadi eksportir kendaraan penumpang terbesar di dunia. Menurut laporan CNBC yang mengutip dari Wind Information, dinyatakan bahwa Tiongkok telah menjadi pemuncak eksportir kendaraan penumpang dengan jumlah yang diekspor mencapai 4,14 juta unit. Sementara itu Jepang — yang sebelumnya merajai kendaraan penumpang, hanya mengekspor 3,98 juta unit. Laporan itu juga menyebutkan kalau lebih dari 70% mobil yang diekspor masih berupa kendaraan berbahan bakar minyak. Kendaraan jenis ini sebagian besarnya ditujukan untuk pasar Rusia dan Meksiko. Berbeda dengan kedua negara tersebut, ekspor kendaraan Tiongkok ke Uni Eropa sudah berupa mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV). Belgia dan Inggris adalah dua negara pembeli terbesar mobil listrik buatan China.

Jika kita membedah merek kendaraan listrik yang diekspor, maka akan terlihat kalau jenama otomotif asal Amerika : Tesla, masih menjadi eksportir mobil listrik terbesar dari Tiongkok. Jumlahnya mencapai 344.078 unit. Lalu di peringkat kedua ada merek asli Tiongkok : BYD, yang telah mengekspor lebih dari 242.000 unit. Larisnya penjualan BYD di luar negeri disebabkan karena harganya yang miring. Jika dibandingkan dengan Tesla, maka harga jual BYD sekitar 20% – 30% lebih murah. SUV BYD Atto 3 misalnya, dibanderol dengan harga USD 51.011, sedangkan sedan Tesla model Y dijual seharga USD 65.400. Padahal keduanya memiliki spesifikasi yang hampir sama. Murahnya produk keluaran BYD, lantaran mereka mampu melakukan efisiensi biaya di segala lini. Terlebih Tiongkok telah memiliki ekosistem mobil listrik yang mumpuni, sehingga tak sulit bagi perusahaan besutan Wang Chuanfu itu untuk memenuhi komponennya dengan harga murah. Ini pulalah kemudian yang mendorong Tesla untuk membangun pabriknya di Shanghai, agar bisa bersaing dengan pabrikan mobil listrik asal China.

(lebih…)