Posts Tagged ‘Huawei Disanksi Amerika’


Tahun 2020 lalu, Presiden Amerika Donald Trump menjatuhkan sanksi kepada perusahaan teknologi asal China : Huawei. Sanksi ini merupakan puncak dari kemarahan pemerintah Amerika terkait adanya dugaan operasi mata-mata (spy operation) yang dilakukan pemerintah Tiongkok melalui perusahaan-perusahaan teknologinya : Huawei dan ZTE. Dalam keterangan resminya, Trump mengatakan bahwa hukuman yang dikeluarkannya itu adalah untuk melindungi keamanan nasional Amerika yang sedang dimata-matai Tiongkok. Atas sanksi tersebut, Departemen Perdagangan Amerika mewajibkan kepada Huawei beserta 70 perusahaan afiliasinya, untuk meminta ijin kepada pemerintah Amerika terlebih dahulu ketika hendak membeli mikrochip yang diproduksi dengan menggunakan teknologi Amerika. Tak hanya itu, Departemen Kehakiman Amerika juga menahan CFO Huawei : Meng Wanzhou, dan mendakwanya dengan 23 dakwaan atas berbagai dugaan kejahatan, termasuk penipuan bank dan mencuri rahasia dagang.

Mendengar sanksi serta dakwaan yang dikenakan kepada Huawei, pemerintah Tiongkok lantas tak tinggal diam. Dalam keterangannya, pemerintah China membantah kalau mereka sedang memata-matai Amerika. Mereka juga menyatakan kalau alasan keamanan yang dilontarkan oleh Trump hanyalah alibi untuk menghambat perkembangan industri semikonduktor Tiongkok. Melalui situs berita resminya : Global Times, pemerintah China mengancam untuk melakukan pembatasan terhadap perusahaan-perusahaan Amerika seperti Qualcomm, Cisco, serta Apple. Mereka juga melagak untuk menangguhkan pembelian pesawat dari Boeing, serta memblokir perusahaan chip : Micron Technology. Terakhir, pemerintah China berencana untuk mengganggu rantai pasok semikonduktor dunia dengan menghentikan ekspor germanium dan gallium. Dua bahan baku penting dalam pembuatan semikonduktor yang mana lebih dari separuhnya dikuasai Tiongkok.

(lebih…)

Pemimpin BRICS (sumber : Reuters)

Hari Kamis (24 Agustus 2023) lalu, Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa mengumumkan bahwa BRICS akan menambah keanggotaannya menjadi 11 negara. Dalam pertemuan puncak para pemimpin aliansi dagang negara-negara berkembang itu, mereka sepakat untuk memperluas keanggotannya per 1 Januari 2024 nanti. Meski usulan ini sempat ditentang Presiden India, Narendra Modi — karena khawatir akan meluasnya pengaruh Tiongkok, namun akhirnya suara mereka bulat untuk menambah keanggotaan enam negara lagi. Keenam negara tambahan itu yakni, Arab Saudi, Iran, Argentina, Uni Emirat Arab (UEA), Ethiopia, dan Mesir. Jika dilihat dari komposisi masing-masing wilayah, nanti anggota BRICS+ akan diisi oleh lima negara Asia, tiga negara Afrika, dua negara Amerika Selatan, dan satu negara Eropa. Indonesia sempat menimbang-nimbang untuk menjadi anggota organisasi yang digadang-gadang akan menggantikan dominasi G-7 itu. Namun karena masih hendak memainkan politik bebas aktif, Presiden Jokowi belum mengajukan surat expression of interest hingga saat ini. Seperti yang kita ketahui, organisasi ini dicitrakan sebagai penentang dominasi Barat. Dan Indonesia nampaknya belum mau untuk berlawanan dengan negara-negara Barat (plus Jepang). Terlebih di bulan Mei lalu, Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, juga mengundang Indonesia dalam pertemuan puncak pimpinan G-7.

Dengan masuknya Iran serta Arab Saudi ke dalam organisasi ini, tentu menjadi tanda tanya bagi para pengamat politik global. Terlebih kedua negara ini sebelumnya adalah tetangga yang berseteru. Mereka berebut pengaruh untuk menjadi penguasa di Timur Tengah. Sejak tumbangnya Dinasti Pahlavi di Iran, dan mengubah negeri itu menjadi negara teokrasi Syiah, Iran berusaha untuk menyebarkan ideologinya ke seluruh dunia Islam. Tindakan ini tentu tak disukai oleh keluarga Saudi yang juga hendak menghegemoni dunia Islam – terkhusus kawasan Timur Tengah. Namun sejak pertemuan Iran-Saudi yang diinisiasi oleh Xi Jinping bulan Maret lalu, arah politik kedua negara itu nampaknya akan berubah. Tersirat kalau keduanya ingin melupakan rivalitas yang sempat mengeras, demi mendorong pertumbuhan ekonomi di negara masing-masing.

(lebih…)