Putin dan Abramovich

Pada bulan Juni lalu situs berita bisnis http://www.visualcapitalist.com kembali merilis grafik migrasi para miliuner dunia. Mengutip dari Henley Global Citizens Report, diperkirakan ada sekitar 15.000 miliuner Rusia dan 10.000 miliuner China yang meninggalkan negaranya di tahun 2022 ini. Yang menarik, Indonesia juga termasuk ke dalam 10 besar negara yang ditinggalkan oleh para miliunernya. Tercatat ada 600 miliuner yang meninggalkan Indonesia yang disinyalir pindah ke Singapura. Dengan perginya miliuner-miliuner ini, maka secara tak langsung negara yang ditinggalkan akan kehilangan potensi pendapatan yang bisa diperoleh. Dan yang mendapatkan untung tentu adalah negara-negara yang kedatangan para miliuner. Dari 10 besar negara tujuan miliuner, terlihat bahwa negara-negara Barat cukup mendominasi. Rinciannya : Australia akan menerima 3.500 miliuner, Amerika Serikat 1.500 miliuner, Portugal 1.300 miliuner, Yunani 1.200 miliuner, Kanada 1.000 miliuner, dan Selandia Baru 800 miliuner. Selain itu, negara-negara tax haven seperti Uni Emirat Arab dan Singapura juga kemasukan miliuner dalam jumlah besar. Masing-masing 4.000 dan 2.800 miliuner. Begitupula dengan Israel yang menerima sekitar 2.500 miliuner. Sebagai catatan, definisi miliuner disini adalah seseorang yang memiliki kekayaan bersih di atas USD 1 milyar (atau setara Rp 14,7 triliun).

Kalau kita melihat secara sekilas, negara-negara yang menjadi tujuan para miliuner adalah negara yang memberikan kemudahan berusaha. Berdasarkan data Indeks Kemudahan Berbisnis yang dirilis World Bank pada tahun 2020 lalu, terlihat bahwa tingkat kemudahan di negara-negara tersebut memang berada di level atas. Kecuali Yunani, semuanya masuk klasifikasi “sangat mudah”. Namun kalau kita sigi lebih dalam lagi, Rusia dan China sebenarnya juga masuk ke dalam kategori “sangat mudah”, bahkan peringkat mereka berada di atas Israel. Tetapi mengapa banyak miliuner yang kabur dari negara tersebut? Nah, dalam artikel kali ini kita akan membedah tiga hal yang menjadi alasan mereka lari dari negara asalnya.

Baca entri selengkapnya »
Iklan

Stasiun Manggarai

Tahun 2010, saya pernah membahas mengenai revitalisasi KRL Commuter Jabodetabek di artikel ini (KRL Jabotabek, Ayo Berbenah !). Disitu saya berharap agar sepuluh tahun ke depan kita bisa memiliki fasilitas kereta komuter yang modern. Namun hanya tiga tahun berselang, harapan saya terkabul. Tak perlu menunggu sepuluh tahun, di tahun 2013 kita sudah memiliki kereta komuter yang boleh dibilang cukup modern. Memang belum serancak yang ada di Singapura, tapi boleh lah. Ketika itu di bawah kepemimpinan Ignasius Jonan, PT Kereta Api Indonesia (KAI) benar-benar melakukan revitalisasi. Tak hanya kereta luar kota saja yang dibenahinya, tapi juga kereta dalam kota atau yang dikenal dengan KRL Commuter Jabodetabek. Jonan menyadari, selama ini KRL Commuter mengalami inefisiensi. Dari kebocoran karcis, pegawainya yang korup, hingga jaringannya yang tak efektif.

Pelan-pelan, satu-satu, permasalahan demi permasalahan ia tangani. Langkah pertama yang ia lakukan adalah membenahi problem kepegawaian KAI yang seabrek. Ia lalu menaikkan gaji pegawai KAI berlipat-lipat. Masalah kebocoran karcis, disiasatinya dengan penggunaan tiket elektronik. Sejak saat itu, semua pengguna KRL harus memiliki tiket kereta, dan gak ada lagi yang bisa bayar petugas di atas rangkaian. Selain itu, ia juga memperbaiki fasilitas kereta dan stasiun. Semua rangkaian tak ada lagi yang tak ber-AC. Pedagang asongan dilarang masuk ke stasiun, apalagi sampai ke dalam rangkaian. Toilet stasiun-pun juga tak luput dari pembenahannya. Jonan juga mengubah jalur kereta yang selama ini tak efektif. Ia menambah lintasan Bogor yang hanya melayani rute Jakarta Kota, dengan rute baru menuju Jatinegara. Dari Bekasi, ia juga memecah jalur ke Jakarta Kota, via Manggarai dan Pasar Senen. Dengan segala pembenahan itu, jumlah penumpang KRL melonjak gak karu-karuan. Dari sebelumnya cuma empat ratus ribu per hari, naik hingga menyentuh angka satu juta.

Baca entri selengkapnya »

Konflik Rusia-Ukraina sudah memasuki bulan keempat. Namun hingga saat ini kita belum melihat tanda-tanda bahwa konflik ini akan berakhir. Sebagian pihak menilai, bahwa konflik ini memang ada yang mengipasi agar pihak yang menangguk untung bisa mendapat profit lebih banyak lagi. Dalam catatan sejarah, konflik antara Rusia-Ukraina bukan terjadi baru-baru ini. Tapi sudah berlangsung sejak tahun 2014 lalu. Dimana ketika itu Rusia menganeksasi Semenanjung Krimea yang merupakan bagian dari Ukraina. Latar belakang konflik tersebut dipicu oleh keinginan etnis Rusia di Krimea yang ingin bergabung dengan Rusia. Entah benar entah tidak, konon katanya keinginan tersebut hanyalah setting-an penguasa Moskow agar Rusia bisa menguasai Laut Hitam. Kalau ditarik lebih jauh lagi, sebenarnya perseteruan antara dua negara bertetangga itu telah berlangsung lama, yakni ketika Kekaisaran Rusia berkuasa. Kala itu rakyat Ukraina acap di-bully oleh para tsar Rusia. Setelah Kekaisaran Rusia runtuh di tahun 1917, Ukraina-pun tak otomatis menjadi negara berdaulat. Mereka dipaksa masuk ke dalam federasi Uni Sovyet yang dipimpin oleh Rusia.

Meski beberapa penguasa Soviet ada yang berdarah Ukraina, namun sebagian besar masyarakat Ukraina tak nyaman berada di bawah bayang-bayang Rusia. Ukraina menganggap Rusia sebagai tetangga yang resek, yang maunya menang sendiri. Akibat ketidaknyamanan itu, setelah merdeka di tahun 1991 Ukraina bertekad untuk bergabung dengan masyarakat Barat – dalam hal ini NATO dan Uni Eropa. Melihat keinginan Ukraina yang hendak bergabung dengan blok Barat, membuat Rusia ketar-ketir. Vladimir Putin — presiden Rusia — takut, jika Ukraina masuk NATO, maka Amerika akan menjadikan negeri itu sebagai basis pangkalan militernya. Ini tentu akan mengancam keamanan dan stabilitas Rusia. Mengingat Ukraina merupakan halaman depan yang berbatasan langsung dengan Rusia. Karena itulah, maka berkali-kali Putin meminta Zelensky (presiden Ukraina) untuk tidak bergabung dengan NATO. Namun karena Ukraina merasa sebagai negara berdaulat — yang sudah tak nyaman dengan perundungan yang diterimanya selama ini – keputusan bergabung dengan NATO-pun sudah menjadi tekad mereka. Buntunya perundingan antara Putin dan Zelensky, berujung pada invasi Rusia di akhir bulan Februari lalu.

Baca entri selengkapnya »

Pemilihan presiden RI yang baru, rencananya akan digelar pada tanggal 14 Februari 2024. Ini artinya tak sampai 21 bulan lagi, helat besar lima tahunan tersebut akan terselenggara. Namun beberapa partai politik, tukang survei, serta pengamat, sudah melakukan persiapan dengan menyorong nama-nama yang akan dipilih oleh rakyat nanti. Beberapa pollster bahkan sudah melakukan jajak pendapat dalam satu tahun terakhir. Dari hasil jajak pendapat itu, empat nama yang sering masuk ke dalam bursa capres adalah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ridwan Kamil. Urutannya tentu tak selalu seperti ini. Bisa berubah-ubah, tergantung pollster dan periode pengambilan sampelnya. Kadang Prabowo yang di atas, Ganjar di urutan kedua, Anies ketiga, dan di bulan yang lain bisa Ganjar di posisi pertama, diikuti oleh Anies, dan seterusnya.

Jika kita melihat keempat calon tersebut, belum bisa dipastikan mana dari tokoh-tokoh itu yang akan maju sebagai capres 2024 nanti. Prabowo meski memiliki kendaraan politik lewat Partai Gerindra, namun suaranya tak sampai 20% kursi parlemen. Oh iya, perlu disampaikan bahwa syarat untuk bisa mencalonkan presiden dan wakil presiden 2024-2029, haruslah partai politik (parpol) atau gabungan parpol yang memiliki kursi di parlemen sebesar 20%, atau yang jumlah suaranya mencapai 25%. Jadi meskipun Gerindra punya kursi di parlemen, namun jumlahnya tak mencapai 20%. Ia perlu berkoalisi dengan partai lain agar bisa cukup syarat yang diperlukan. Begitu juga dengan Ganjar. Meskipun ia kader partai terbesar : PDI-P, namun ia hanyalah petugas partai. Sebagaimana cuitannya di Twitter, ia hanyalah “anak kos-kosan”. Oleh karenanya walaupun pada hasil survei ia sering berada di atas, Ganjar masih menghadapi kendala : apakah partainya mau mencalonkan dirinya. Mengingat hingga saat ini, Partai Banteng menginginkan Puan yang maju sebagai calon presiden. Bagaimana dengan Anies dan Emil?

Baca entri selengkapnya »

Jika selama ini Anda mengira bahwa perbudakan hanya dilakukan oleh bangsa Eropa terhadap orang-orang Afrika atau Asia, namun tidak sebaliknya, maka anggapan Anda tersebut keliru. Dalam catatan sejarah, sebenarnya banyak pula orang-orang Eropa yang menjadi korban perbudakan. Baik yang dilakukan oleh sesama orang Eropa, maupun dari bangsa Asia atau Afrika. Nah dalam artikel kali ini, saya akan mengajak Anda untuk melihat kisah mengenai perbudakan dan perdagangan budak di benua biru. Seperti halnya perbudakan yang terjadi di benua lain, perbudakan terhadap bangsa Eropa juga tak mengenal kasih. Mereka banyak yang dieksploitasi untuk pembukaan lahan, menjadi serdadu, atau sekedar sebagai wanita penghibur. Bagi budak-budak yang beruntung, banyak diantara mereka yang kemudian menjadi panglima atau selir sultan. Tak ada catatan pasti sejak kapan perbudakan dan perdagangan budak berlangsung di Eropa. Namun yang jelas praktik ini telah terjadi sejak zaman Romawi dan makin meluas setelah invasi kaum barbar yang meruntuhkan Imperium Romawi Barat.

Pasca runtuhnya Romawi Barat, Eropa Timur menjadi ajang perebutan bangsa-bangsa lain. Dari empat penjuru mata angin, mereka masuk ke Eropa Timur dan menaklukkan orang-orang Slavia. Diantara bangsa-bangsa yang melakukan invasi tersebut adalah Bangsa Rus yang berasal dari Eropa Utara. Mereka menginvasi kawasan sekitar Sungai Volkhov, Prut, dan Dnieper yang sekarang menjadi bagian dari Rusia dan Ukraina. Lalu ada Bangsa Frank yang datang dari arah barat (Jerman). Bangsa ini kemudian menguasai kawasan yang sekarang menjadi bagian dari Austria dan Slovenia. Bangsa Bulgar yang datang dari seputaran Sungai Volga, menduduki Eropa Timur dan membentuk negara Bulgaria. Serta Bangsa Avar yang termasuk ke dalam rumpun Mongol, menyerang kawasan Hungaria dan Romania saat ini. Nah, orang-orang Slavia yang tertaklukkan itu, banyak yang kemudian menjadi budak. Mereka ditawan lalu dijual kepada orang-orang muslim di Iberia, Afrika Utara, dan Timur Tengah. Hal ini terus berlangsung hingga awal abad modern, dimana data kepabeanan Istanbul mencatat bahwa antara tahun 1450 hingga 1700 terdapat sekitar 2,5 juta budak yang diimpor dari Rusia, Ukraina, serta Polandia. Saking banyaknya budak yang berasal dari Slavia, nama bangsa tersebut kemudian digunakan sebagai kosa kata generik untuk merujuk kata budak (slave).

Baca entri selengkapnya »

Mencari siapa-siapa saja penyanyi terbaik Indonesia sepanjang masa, tidaklah mudah. Namun di bulan Desember 2010 lalu, sebuah majalah musik terwaralaba asal Amerika : Rolling Stone Indonesia, merilis daftar 50 Penyanyi Terbaik Indonesia. Meski daftar tersebut disusun oleh orang-orang yang kompeten, namun ada saja pihak yang tak setuju. Dan saya salah satunya. Menurut saya daftar tersebut agaklah pincang. Baik dari segi aliran musik, maupun era keemasan sang penyanyi. Kejanggalan lainnya adalah terdapat dua orang anggota The Rollies : Deddy Stanzah dan Gito, dalam daftar tersebut. Bukan, bukan The Rollies-nya yang saya permasalahkan. Tetapi gak fair saja jika ada dua orang dalam satu grup musik yang masuk ke dalam daftar tersebut. Kalau mau ditarik lagi, Ahmad Albar-pun sebenarnya termasuk ke dalam kelompok itu juga. Selain itu, kok rasanya banyak banget ya penyanyi rok di daftar ini. Sementara penyanyi dangdut hanya ada dua atau tiga orang. Bukankah dangdut merupakan mazhab musiknya orang kebanyakan? Dimana aliran ini memiliki penggemar cukup besar — kalau tidak bisa dikatakan paling besar — di Indonesia.

Nah atas ketidakpuasan itu, kali ini saya akan coba menyusun kembali daftar 50 Penyanyi Terbaik Indonesia. Anda tak usah berharap lebih dari daftar ini. Boleh jadi versi saya tak lebih baik dari versi yang diterbitkan oleh majalah Rolling Stone Indonesia. Selain karena saya cuma pengamat amatir, daftar ini juga dirilis tanpa riset ilmiah sebelumnya. Cuma berdasarkan pendengaran dan rasa yang kadang bisa subyektif. Walau begitu Anda boleh menimbang-nimbang daftar ini, setidaknya sebagai referensi tambahan. Selain mempertimbangkan popularitas serta pengaruh terhadap kebermusikan kita, daftar ini juga lebih up to date. Sebab daftar yang dirilis oleh majalah Rolling Stone Indonesia itu, sudah lebih dari 11 tahun lalu. Padahal dalam 11 tahun terakhir, Indonesia telah melahirkan banyak musisi berbakat yang tak kalah baiknya dibanding musisi sebelumnya. Lalu, siapa-siapa saja mereka? Kuy, simak daftar berikut.

Baca entri selengkapnya »

Jack Ma di Bursa New York

November tahun lalu, otoritas bursa China menjatuhkan sanksi denda kepada tiga perusahaan financial techonology : Alibaba, Baidu, serta JD.com, masing-masing sebesar RMB 500.000 atau setara USD 78.000. Sanksi tersebut muncul akibat perusahaan-perusahaan ini tak melaporkan aksi korporasinya sejak tahun 2012 lalu. Ini merupakan lanjutan dari kegeraman pemerintah Tiongkok terhadap perusahaan-perusahaan digital disana yang dianggapnya semakin hari semakin memonopoli. Salah satu aksi korporasi yang tak dilaporkan itu adalah akuisisi yang dilakukan oleh Baidu pada tahun 2012 dan 2021. Dalam aksi korporasi tersebut terungkap bahwa Baidu beserta perusahaan otomotif Zhejiang Geely Holdings telah membentuk perusahaan baru yang memproduksi kendaraan dengan energi terbarukan. Aksi korporasi lainnya dilakukan oleh Alibaba pada tahun 2014 lalu, ketika perusahaan yang berbasis di Hangzhou itu mengakuisisi perusahaan digital mapping dan navigasi : AutoNavi. Selain itu, di tahun 2018 Alibaba juga membeli 44% saham Ele.me dan menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan layanan pengantar makanan tersebut.

Sebelum pengenaan sanksi, di awal tahun lalu, pendiri Alibaba : Jack Ma hilang secara misterius. Banyak media yang bilang, Ma diusir dari China karena terlalu keras mengkritik pemerintah. Memang beberapa kali dia menyudutkan pemerintah dengan kata-kata yang pedas. Salah satu kritiknya adalah mengenai regulasi perbankan di China yang menurutnya sudah usang. Ma berpendapat, regulasi saat ini akan menghambat inovasi di China, karena bank-bank hanya berani meminjamkan dana kepada perusahaan yang memiliki tangible asset. Padahal perusahaan-perusahaan seperti Alibaba dan Tencent, cuma punya human capital yang menjadi modal usahanya. Gara-gara kritik tersebut, pemerintah China-pun naik pitam. Otoritas langsung melakukan investigasi terhadap perusahaan induk Alibaba : Ant Group, dan melarangnya melantai di Bursa Hongkong dan Shanghai dua hari sebelum tanggal pencatatan.

Baca entri selengkapnya »

Beberapa hari lalu, lewat akun Instagram-nya @sandiuno, Menparekraf mengunggah potongan berita online yang berjudul “Moto GP Mandalika Bawa Berkah untuk Bali, 500 Hotel Ludes Dipesan”. Sebelumnya dipertengahan bulan Januari lalu, http://www.liputan6.com mengabarkan bahwa 2.000 kamar hotel di kawasan Senggigi sudah dipesan wisatawan yang akan menonton MotoGP. Meski ajang ini baru dihelat tanggal 18-20 Maret nanti, namun industri wisata di propinsi Bali dan Nusa Tenggara Barat sudah mulai menggeliat. Kabar ini tentunya memberikan angin segar bagi para pelaku pariwisata untuk kembali bangkit dan meraup untung. Terlebih dalam dua tahun terakhir, industri ini merupakan sektor yang paling terpukul akibat Covid-19.

Jika kita berhitung berdasarkan info di atas, kalau saja rata-rata harga kamar di Senggigi Rp 1 juta per malam, dan lama wisatawan menginap selama satu minggu, maka dari ini saja sudah diperoleh pemasukan sebesar Rp 14 milyar. Lalu dari bisnis rental mobil juga tak berbeda jauh. Jika sewa mobil rata-rata per hari Rp 800.000, selama seminggu sektor ini sudah menerima pemasukan Rp 11,2 miliar. Bisnis beverages-pun juga bisa beroleh untung yang lumayan. Asumsi biaya makan dan minum per hari Rp 150.000, untuk melayani 4.000 wisatawan (satu kamar diisi oleh dua orang) yang menginap selama satu minggu, maka sektor ini akan menerima sekitar Rp 4,2 miliar. Belum lagi dari penjualan oleh-oleh, penyewaan speedboat, jasa spa, dan pemandu wisata. Jika perhitungan di atas tak meleset, maka dari ajang MotoGP bulan depan, Senggigi bisa beroleh pendapatan sekitar Rp 30 miliar. Ini baru dari Senggigi saja, belum Gili-Gili di lepas pantai, kota Mataram, kawasan Kuta-Mandalika, serta Bali di seberang selat.

Baca entri selengkapnya »

Pernah gak sih Anda membayangkan kalau ada orang yang mau beli tanah, tapi gak ada fisiknya. Ya, itu sekarang terjadi. Dimana beberapa selebritis dan perusahaan dunia, mau membeli kavling tanah di Metaverse. Metaverse, barang apa lagi itu? Jadi Metaverse adalah semacam dunia virtual tiga dimensi (3D), dimana para penggunanya nanti bisa saling berinteraksi. Mereka bisa saling bertegur sapa, bermain bersama, hingga membangun bisnis. Anda tahu Roblox kan? Ya, kira-kira Roblox merupakan bentuk Metaverse paling sederhana. Di Roblox, kita bisa main bersama dengan avatar kita masing-masing. Lalu apa kaitannya dengan selebritis yang mau membeli tanah disana? Jadi nantinya di Metaverse para pemain juga dapat melakukan jual-beli layaknya di dunia nyata. Para pesohor itu memperkirakan harga tanah disana nantinya akan naik. Ya, jadi ini sebagai bentuk investasi mereka. Kalau di dunia riil, mungkin Anda akan sulit tinggal se-kompleks dengan artis-artis Hollywood. Di Metaverse, itu bisa terjadi. Anda bisa saja nanti bertetangga dengan Angelina Jollie atau Brad Pitt, dan berinteraksi dengan mereka.

Lalu, siapa sih yang punya ide gila semacam ini? Dia adalah Mark Zuckerberg, pendiri Facebook. Mark boleh dibilang merupakan orang yang paling niat untuk menciptakan semesta meta. Sebagai langkah awal, Mark sudah mengganti nama induk perusahaannya menjadi Meta. Setelah itu, Mark akan mendorong tiga miliar pengguna Facebook untuk masuk dan bermain di Metaverse. Untuk bisa masuk ke semesta meta, nantinya para pemain akan membuat avatar sesuai dengan jati dirinya masing-masing. Avatar adalah semacam kartun diri yang menjadi cerminan karakter seorang pemain. Kalau Anda ingin menampilkan diri Anda sebagai playboy misalnya, Anda bisa menyesuaikan pakaian serta tingkah laku Anda di Metaverse. Dengan avatar itulah nantinya para pemain bisa mengganti kostum, menonton konser, atau berkencan layaknya manusia di dunia nyata.

Baca entri selengkapnya »

Pakubuwono X dalam lawatan ke Batavia (1915)

Tahukah Anda, siapa orang Indonesia pertama yang mempunyai mobil? Ya, dia adalah Sri Sunan Pakubuwono X, penguasa Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Dia membeli mobil bermerek Benz Victoria Phaeton pada tahun 1894. Mobil itu dibelinya melalui Prottle & Co, toko barang-barang impor yang berlokasi di Pasar Besar, Surabaya. Harganya-pun gak tanggung-tanggung. 10.000 gulden. Sebuah angka yang cukup fantastis di zamannya. Dengan harga mobilnya yang semahal itu, tentu Anda bertanya-tanya, dari mana asal kekayaan orang yang dikenal sebagai sunan sugih tersebut.

Di penghujung abad ke-19, Jawa mengalami apa yang disebut sebagai kejayaan industri gula. Berdasarkan catatan Archief voor de Java Suikerindustrie, pada tahun 1897 produksi gula di Jawa sudah mencapai 605.000 ton. Jumlah tersebut telah melampaui Kuba yang sebelumnya menjadi produsen terbesar di dunia. Hasil gula yang melimpah, dipasok dari 148 pabrik gula yang beroperasi di seluruh Jawa. Berbeda dengan perkebunan tembakau di Deli yang dikelola oleh pemodal asing, industri gula di Jawa justru banyak dipegang raja-raja Mataram. Sehingga ketika industri ini booming, keuntungan-pun banyak yang masuk ke kas keraton. Selama hampir empat dekade (1894 hingga 1932), raja-raja Jawa mencicipi manisnya keuntungan dari penjualan gula. Di Vorstenlanden (eks-Kesultanan Mataram), Kasunanan Surakarta yang ketika itu diperintah oleh Sri Sunan Pakubuwono X, tampil sebagai penguasa paling kaya.

Baca entri selengkapnya »