Cendol versi Singapura

Pada tahun 2018, situs berita asal Amerika CNN sempat membuat daftar 50 desert terbaik di dunia. Dalam daftar yang bertajuk “50 of the world’s best desserts” itu, cendol masuk sebagai salah satu pencuci mulut terenak di dunia. Namun sayang, minuman yang sangat digemari di Indonesia itu, disebut berasal dari Singapura. Misinformasi ini sontak mendapat tanggapan dari netizen. Lucunya, yang paling keras memberikan tanggapan justru adalah para warganet Malaysia. Dalam Twitter, mereka menyebut kalau cendol bukanlah dari Singapura, melainkan dari Malaysia. Tweetwar ini sempat membuat heboh masyarakat dan menjadi pemberitaan di media-media mainstream. Tak kurang media seperti The Straits Times, MalayMail, dan iNews.id, melaporkan kejadian tersebut.

Mengutip iNews.id, salah satu akun Twitter @Kenny Kuek yang disinyalir berasal dari Malaysia menyebut : “Ini jelas-jelas membuat banyak warga Malaysia marah. Anda (maksudnya CNN) seharusnya lebih sensitif mengenai budaya di wilayah ini. #Cendol bukan dari Singapura”. Akun Twitter lainnya, @Mdamiruri menyebut : “Jangan main-main dengan makanan Malaysia, cendol dari Malaysia bukan Singapura. Tanya orang Singapura, dimana mereka mendapat gula melaka, bahan utama cendol.” Tak mau menyerah begitu saja, salah seorang pengguna Reddit asal Singapura menimpali : “Cendol juga berasal dari Indonesia.” Perdebatan ini agaknya baru mereda setelah koki asal Singapura : Ming Tan melakukan investigasi jurnalistik. Dalam laporannya yang ditayangkan Channel News Asia, ia menyebut kalau cendol berasal dari Jawa.

Baca entri selengkapnya »

Anda mungkin sering menjumpai emak-emak stress yang menghadapi nilai matematika anaknya. Mereka kerap kali misuh-misuh ketika mendapati nilai anaknya yang tak memuaskan. Tak jarang, mereka juga menuntut agar si anak cemerlang di Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sikap seperti ini biasanya ditemukan pada orang tua-orang tua ambis yang takut kalau putra-putrinya ketinggalan jika tak menguasai kedua mata pelajaran tersebut. Untuk itulah, kini banyak orang tua yang ngotot untuk mengikutkan (baca : memaksakan) anak-anaknya dalam les tambahan demi mengejar ketertinggalan tersebut. Padahal kalau kita membaca hasil penelitian Howard Gardner, seorang psikolog asal Amerika, anak-anak yang tak berbakat di matematika ataupun IPA, tak berarti mereka akan gagal dalam kehidupannya. Karena menurutnya, kecerdasan logika (matematika dan IPA) hanyalah satu dari sembilan kemampuan yang dimiliki manusia. Ada delapan kecerdasan lain yang bisa dikembangkan, yang akan mengantarkan mereka menuju kesuksesan. Nah, dalam artikel kali ini kita akan membahas apa-apa saja kesembilan kecerdasan tersebut. Mulai dari kecerdasan logika, kecerdasan verbal/bahasa, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan musik, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, dan kecerdasan eksistensial.

Apa yang dimaksud dengan kecerdasan logika? Kecerdasan ini merupakan alasan dari manusia bisa mengembangkan perangkat-perangkat teknologi yang akan menjadikan pekerjaan mereka menjadi lebih mudah. Agar memiliki kemampuan berpikir yang logis dan runut, maka manusia harus kuat dalam berhitung serta bermain dengan angka-angka. Untuk itu maka diperlukan latihan berupa soal-soal matematika yang kebanyakan anak-anak tak menyukainya. Ketidaksukaan anak-anak terhadap matematika dikarenakan mereka sudah dijejali soal-soal yang rumit sedari dini. Hal ini diperparah oleh para pengajar yang tak memiliki kemampuan pedagogis yang cukup. Untuk menarik minat anak-anak belajar Matematika/IPA, maka pengajaran bisa dilakukan dengan cara membuat gim-gim atau percobaan ilmiah sederhana. Dan sayangnya, ini yang tak dimiliki oleh kebanyakan guru-guru kita.

Baca entri selengkapnya »

Entah mengapa dalam bertutur kata orang-orang Minang senang menggunakan kata-kata kiasan. Berkias dalam adat Minang, menunjukkan ketinggian budi dan bahasa seseorang. Meski kata-kata kiasan biasa digunakan dihadapan orang banyak (biliak gadang), namun tak jarang pula kata-kata ini digunakan dalam pembicaraan privat (biliak ketek), misalnya ketika hendak menyindir atau menegur seseorang. Hidupnya penggunaan kata-kata kiasan, mungkin dikarenakan adanya semacam kewajiban bagi orang Minang untuk mengetahui “kata yang empat” (kato nan ampek). Kata yang empat disini maksudnya adalah empat cara berkomunikasi kepada orang lain, yang dibagi menjadi : kata melereng, kata mendaki, kata mendatar, serta kata menurun. Kata melereng biasa digunakan ketika hendak berbicara dengan besan, semenda, ipar, atau orang yang tak begitu akrab. Kata mendaki kepada orang tua atau ninik mamak, kata mendatar kepada kawan sepermainan, sedangkan kata menurun kepada adik, anak-kemenakan, atau orang yang lebih kecil. Pada kata melereng dan kata mendaki inilah biasanya banyak digunakan kata-kata kiasan.

Bermain dengan kata-kata, memang sudah menjadi kebiasaan orang Minang. Bahkan dalam acara seremonial, seperti perkawinan atau bertegak penghulu, permainan kata-kata bisa dilakukan lebih dari satu jam. Bagi orang yang memahami kiasan atau pepatah khas Minang, hal ini tentu sangat menarik. Karena disana ia akan melihat bagaimana lihainya seseorang dalam berpetatah-petitih. Namun untuk orang yang tak mengetahuinya, mendengar prosesi ini akan terasa membosankan. Budaya berbahasa dengan menggunakan kiasan, ternyata tak dimonopoli oleh orang Minang saja. Dalam budaya Anglo Saxon (Inggris-Amerika), kita juga mengenal adanya istilah idiom. Mungkin Anda sering mendengar frasa “go the extra mile”, “a blessing in disguise”, “hit the nail on the head”, atau ungkapan “don’t judge book by its cover” yang kalau diartikan secara harfiah maknanya akan berbeda. Dalam budaya Nusantara lainnya, kita juga menemukan adat istiadat yang serupa. Pada budaya Jawa misalnya, kita mengenal istilah pasemon. Atau pada adat Sunda, ada yang namanya sisindiran. Berbeda dengan kedua budaya tersebut yang menggunakan bahasa halus (krama) dan bahasa kasar (ngaka), kiasan pada budaya Minang tak mengenal tingkatan bahasa.

Baca entri selengkapnya »

Tahun 2016 lalu, Bangkok sempat dinobatkan sebagai “Top City Destinations” oleh sebuah lembaga riset Euromonitor. Kala itu posisinya melampaui London dan New York City yang menjadi langganan top survei. Tiga tahun kemudian giliran perusahaan keuangan Mastercard yang menempatkan Bangkok sebagai kota pertama tujuan pelancong, di atas dua kota favorit lainnya : Paris serta London. Kalau kita menyigi data statistik sebelum pandemi, terlihat bahwa dalam satu dekade jumlah pelancong yang datang ke Thailand naik dua setengah kali lipat. Dimana pada tahun 2009, negeri ini hanya menerima sekitar 14,1 juta wisatawan mancanegara (wisman). Namun di tahun 2019 jumlahnya telah melompat ke angka 39,7 juta jiwa. Sementara Indonesia, dengan luas wilayah yang lebih besar serta obyek wisata yang lebih banyak, hanya berhasil menggaet 16,1 juta wisman. Itupun lebih dari separuhnya cuma berkunjung ke Bali.

Mungkin Anda ada yang bertanya-tanya, apa yang membuat Bangkok — serta Thailand secara umum, menjadi tujuan favorit para pelancong. Padahal kalau kita menengok lanskap alam Thailand, tak berbeda jauh dengan yang ada di Indonesia. Pantai-pantai di Phuket atau Krabi, rasanya tak lebih indah dari yang ada di Bali. Atau pulau-pulau berbukit di Phi Phi Islands, agaknya tak lebih menarik dari gugusan pulau di Labuan Bajo. Begitupula dengan hiruk pikuk Bangkok dengan aneka pusat perbelanjaannya, tak berbeda jauh dengan hustle bustle-nya Jakarta. Kalau kuliner Thailand mau dibilang lebih enak, gak sepenuhnya tepat. Makanan-makanan kita-pun juga gak kalah menariknya. Bahkan rendang dan pisang goreng, sempat ditasbihkan sebagai makanan dan camilan terfavorit di dunia. Lalu apa yang menyebabkan jumlah turis asing yang datang ke Thailand jauh lebih banyak dibandingkan ke negeri kita? Nah, dalam artikel kali ini, kita akan menengok faktor-faktor apa saja yang menjadikan Thailand bisa menjadi tujuan utama para pelancong.

Baca entri selengkapnya »

Istana Siak (sumber : riauonline.com)

Dalam buku-buku sejarah Indonesia, kita nyaris tak pernah membaca riwayat Raja Kecil. Namanya tenggelam diantara nama raja-raja besar seperti Hayam Wuruk, Hasanuddin, ataupun Iskandar Muda. Padahal tokoh yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah ini juga memiliki riwayat yang tak kalah mentereng. Raja Kecil merupakan seorang penguasa Selat Malaka pada paruh pertama abad ke-18. Dia pernah menjadi raja di Kesultanan Johor, sebelum akhirnya mendirikan Kesultanan Siak Sri Inderapura. Mungkin sebagian Anda ada yang bertanya-tanya : dimanakah Siak Sri Inderapura itu? Apakah kesultanan ini sama dengan Kesultanan Inderapura? Sebagai informasi, Kesultanan Siak Sri Inderapura merupakan kerajaan yang pernah tumbuh di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Sedangkan Kesultanan Inderapura berlokasi di Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Meski keduanya merupakan entitas politik yang berbeda, namun mereka memiliki pertautan yang sama, yakni dengan Kerajaan Pagaruyung.

Berbeda dengan sejarah Indonesia, di Malaysia riwayat Raja Kecil menjadi catatan penting. Kisahnya diulas seperti halnya kita mengulas perjuangan Diponegoro atau Tuanku Imam Bonjol. Salah satu buku yang banyak dikutip sejarawan Malaysia adalah History of Malaysia yang ditulis oleh Barbara Watson dan Leonard Andaya. Di buku yang lain : Leaves of the Same Tree: Trade and Ethnicity in the Straits of Melaka serta The Kingdom of Johor, Leonard juga membahas sepak terjang tokoh yang satu ini. Jauh sebelum Leonard dan Barbara menguliti Raja Kecil, pada tahun 1866 seorang sastrawan Melayu-Bugis : Raja Ali Haji, juga telah menulis riwayat penguasa Siak tersebut. Buku yang diberinya judul Tuhfat al-Nafis itu, banyak mengoreksi mitos-mitos tentang Raja Kecil yang diceritakan dalam Hikayat Siak. Yang menarik, di Terengganu adapula manuskrip Tuhfat al-Nafis Naskhah Terengganu. Manuskrip ini, menurut budayawan Kepri : Rida K. Liamsi dikenal sebagai Tuhfat al-Nafis versi Melayu. Versi ini seperti hendak merevisi karya Raja Ali Haji yang menurut sebagian orang cenderung Bugis-sentris. Entah apa yang melatari terbitnya Tuhfat al-Nafis versi Melayu itu. Mungkin karena adanya kepentingan politik-sejarah yang hendak mengeliminir peranan suatu bangsa dan menonjolkan bangsa lainnya. Sama seperti halnya Tuhfat al-Nafis, Hikayat Siak-pun juga semacam alat justifikasi politik. Dalam hikayat itu diceritakan bahwa Raja Kecil merupakan putra dari Sultan Mahmud Syah II, yang menurut sebagian ahli sejarah diragukan kebenarannya.

Baca entri selengkapnya »

Sejak tahun 2017, Indonesia seperti kebanjiran gerai minuman kekinian. Beberapa merek seperti Kopi Kenangan, Kopi Kulo, Haus, Janji Jiwa, Teguk, dan Esteh Indonesia, seolah-olah tak mau ketinggalan dengan melakukan ekspansi dimana-mana. Diantara beberapa merek tersebut, baru Kopi Kenangan yang beroleh titel unicorn. Perusahaan yang didirikan oleh tiga sekawan Edward Tirtanata, James Prananto, dan Cynthia Chaerunissa itu, telah memiliki 878 outlet per November lalu. Jumlah ini tumbuh sekitar 51,5% dibandingkan akhir tahun 2021. Pantas! di setiap sudut kota terutama di Pulau Jawa, kedai kopi ini dengan mudah kita jumpai. Untuk pendapatannya, konon pada tahun lalu merek yang terkenal dengan kopi gula arennya itu berhasil menjual sekitar 60 juta cup kopi. Yang jika dikonversikan setara Rp 1,2 triliun. Dengan injeksi modal mencapai Rp 5 triliun, omset sebesar itu boleh dibilang cukup reasonable. Pesaingnya : Janji Jiwa, juga tak kalah mengkilap. Perusahaan yang bernaung di bawah Jiwa Group itu telah memiliki lebih dari 900 gerai. Untuk menunjang penjualan kopinya, Jiwa Group juga menawarkan roti premium. Sepotong sandwich spicy bulgogy misalnya, dibanderol seharga Rp 32.000. Melihat penjualan kopi serta rotinya yang tergolong laris, saya memprediksi pendapatan perusahaan ini sedikit di atas Kopi Kenangan.

Mengambil segmen market yang berbeda, dua tahun lalu giliran Esteh Indonesia yang menyeruak ke pasar. Kedai teh yang diinisiasi oleh Haidhar Wurjanto itu, seolah-olah tak mau mengikuti perlombaan kedai kopi yang berdarah-darah. Seperti berlayar di samudera biru, saat ini Esteh telah memiliki lebih dari 1.000 gerai. Jumlah ini tentu akan terus bertambah seiring dengan target sang pendiri yang akan terus berekspansi ke seluruh Indonesia. Agar mereknya lebih dikenal, Esteh tak ragu-ragu menggaet Nagita Slavina. Selebritis yang sedang naik daun itu, didapuk sebagai CEO perusahaan sejak Juli 2022 lalu. Satu lagi pemain minuman kekinian yang tak main-main adalah Teguk. Memang outlet-nya belum sebanyak Esteh atau Janji Jiwa. Tapi perusahaan minuman yang didirikan oleh Maulana Hakim dan Najwa Wahab itu telah membuka gerainya di New York City. Meski baru Teguk yang membuka cabangnya di luar negeri, tapi ini patut diapresiasi. Sebab di era pasar bebas sekarang ini, kesempatan untuk berkembang semakin terbuka. Siapapun bisa merambah mancanegara dan perusahaan asing-pun bisa masuk ke Indonesia.

Baca entri selengkapnya »

There’s a whole world out there, right outside your window. You’d be a fool to miss it ~ Charlotte Eriksson

Bagi Anda yang sudah berulang kali ke Pulau Dewata, tapi belum pernah ke Nusa Penida. Wah sayang sekali..! Kalau Anda suka mengeksplor tempat-tempat baru, pulau di sebelah tenggara Bali itu agaknya cocok untuk menjadi tujuan Anda selanjutnya. Selain pemandangannya yang eksotis, Nusa Penida juga menawarkan alam liar dengan infrastruktur terbatas. Salah satu hal menarik ketika mengunjungi pulau ini adalah perjalanan menyeberangi selat dengan speed boat. Selama penyeberangan, Anda akan disuguhkan bentang alam Bali selatan serta Gunung Agung yang tinggi menjulang. Ada beberapa poin tempat pemberangkatan menuju pulau ini. Yang paling umum adalah dari Pelabuhan Sanur – dekat Pantai Matahari Terbit. Dari sini Anda bisa menyewa kapal cepat dari banyak penyedia dengan tarif bervariasi. Bulan Desember 2022 kemarin, kami menyewa boat dari Semabu Hills dengan tarif Rp 75.000 per orang untuk satu kali trip. Perjalanan kesana kurang lebih memakan waktu 45 menit. Waktu pemberangkatannya di pagi hari, antara pukul 07.00 – 08.00. Sedangkan untuk kepulangan di sore hari, antara pukul 16.00 – 17.00.

Setibanya di Pelabuhan Toya Pakeh, Anda bisa menyewa motor atau mobil jenis minivan. Harga sewanya-pun tak mahal-mahal amat. Untuk motor dikenakan tarif Rp 75.000 per hari, sedangkan mobil Rp 500.000 per hari berikut bensin dan sopir. Kalau Anda ingin duduk nyaman dan menikmati perjalanan, saran saya lebih baik menyewa minivan beserta driver. Selain view perjalanannya yang memanjakan mata, jalan raya di Nusa Penida relatif sempit. Di beberapa titik, salah satu mobil harus mengalah ketika hendak berpapasan. Disamping itu banyak pula jalanan yang berliku disertai tanjakan tajam. Sepanjang perjalanan, diantara spot yang cukup menarik adalah Bukit Teletubbies. Gundukan bukit-bukit kecil seperti di serial Teletubbies itu, bisa Anda jumpai di perjalanan dari arah Diamond Beach menuju Kelingking Beach. Kalau Anda berdua ataupun solo traveler, menyewa motor agaknya menjadi opsi terbaik. Selain lebih murah, Anda bisa mengunjungi lebih banyak destinasi. Mengendarai motor, Anda tak harus bersusah payah mencari parkiran. Terlebih di musim liburan seperti akhir tahun lalu, mencari parkiran di spot-spot favorit menjadi pe er tersendiri. Bagi Anda yang kesini tanpa didampingi tour guide, pastikan ya SIM Card Anda bisa beroleh sinyal. Kalau tidak, Anda tak bisa mengakses Google Maps untuk melihat rute perjalanan. Bukan apa-apa, di Nusa Penida masih minim penunjuk arah. Kalau salah belok, Anda malah nyasar kemana-mana.

Baca entri selengkapnya »

Anwar dibacakan sumpah (sumber : AFP)

Anwar Ibrahim merupakan sosok yang tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Sehingga terpilihnya beliau sebagai perdana menteri yang ke-10, tak mengejutkan banyak pihak. Ditunjuknya Anwar sebagai pemimpin baru Malaysia, setelah terjadi kebuntuan politik pasca Pemilu 19 November lalu. Dimana dalam Pemilu tersebut, Pakatan Harapan (PH) yang dipimpinnya, hanya meraih 82 kursi. Jumlah ini jauh dari syarat minimal untuk membentuk pemerintahan sendiri, yakni 112 kursi. Karena tak mencapai syarat yang dibutuhkan, maka PH mesti berkoalisi dengan gabungan partai lain. Setelah terjadi lobi-lobi singkat, Perikatan Nasional (PN) yang merupakan peraih kursi terbanyak kedua, enggan bergabung dengannya. Begitupula dengan pemenang ketiga Barisan Nasional (BN). Akibat tak adanya kesepakatan, Yang Dipertuan Agong Sultan Abdullah sempat memanggil anggota dewan dari PN ke istana. Sultan meminta agar PN mau membentuk koalisi pemerintah bersama PH. Tapi sayang, semua anggotanya kompak menolak. Mereka sepakat untuk menjadi oposisi. Lalu sultan-pun meminta dua koalisi lainnya : BN dan GPS (Gerakan Partai Serawak) agar mau bergabung. Meski agak berat, namun akhirnya mereka sepakat untuk membentuk pemerintahan baru.

Bagi sebagian orang, keterpilihan Anwar sudah diprediksi sejak jauh-jauh hari. Ini karena banyaknya rakyat Malaysia yang tak puas atas kepemimpinan Ismail Sabri Yaakob. Anjloknya suara BN – koalisi partai pendukung Ismail – pada Pemilu lalu, membuktikan itu semua. Pada Pilihan Raya Umum yang diikuti oleh 14 juta pemilih, BN hanya beroleh 30 kursi. Jauh dari pemenang kedua : Perikatan Nasional, yang meraih 73 kursi. Melorotnya suara BN, agaknya disebabkan oleh kasus korupsi 1 MDB yang menerpanya. Walau kejadian itu sudah berlangsung lama, namun banyak rakyat Malaysia yang belum percaya. Sejak kasus itu, Malaysia telah mengganti perdana menterinya sebanyak empat kali. Dari tiga perdana menteri, tak satupun diantara mereka yang menjabat hingga dua tahun. Mahathir Mohammad yang sebelumnya pernah menjabat selama 22 tahun, kali ini hanya bertahan 22 bulan. Begitu pula dengan Muhyiddin Yasin yang cuma 17 bulan, dan Ismail Sabri Yaakob 15 bulan.

Baca entri selengkapnya »

Rishi Sunak dan Akshata Murthy

Liz Truss akhirnya menyerah juga. Setelah menjabat selama 50 hari sebagai Perdana Menteri Inggris, tanggal 25 Oktober lalu ia mengajukan pengunduran diri. Posisinya digantikan oleh Rishi Sunak yang sebelumnya menjabat sebagai kanselor. Sunak adalah salah satu dari sekian banyak orang keturunan India yang sukses meniti karier di Inggris Raya. Sebelumnya kita mendengar nama Sadiq Khan, yang menjabat sebagai walikota London. Keberhasilan keturunan British India di Inggris Raya, boleh dibilang cukup mengesankan. Selain sebagai politisi, banyak pula diantara mereka yang sukses di dunia bisnis dan profesional. Mereka ada yang menjadi ahli hukum, ahli kesehatan, dan tak sedikit pula yang menjadi selebritis. Nah, dalam artikel kali ini kami akan mengajak Anda untuk melihat sepak terjang orang-orang keturunan India di Inggris Raya. Ini cukup menarik, mengingat Inggris merupakan ex-penjajah India, yang kemudian banyak menampung para imigran dari anak benua tersebut.

Kalau kita melihat latar belakang keluarga Sunak, mereka adalah para imigran yang telah berpindah-pindah dari British India ke Afrika Timur, lalu ke Inggris. Kedua kakenya berasal dari Punjab yang bermigrasi ke Afrika Timur pada dekade 1930-an. Ayah Sunak lahir di Kenya, sedangkan ibunya di Tanzania. Keluarga mereka lalu bermigrasi ke Inggris pada dekade 1960-an. Mereka menikah di Leicester tahun 1977, sebelum akhirnya pindah ke Southampton. Yashvir Sunak sang ayah, berprofesi sebagai ahli kesehatan di Pelayanan Kesehatan Nasional. Sedangkan ibunya Usha Sunak, mengelola apotek keluarga yang terletak di Burgess Road, Southampton. Rishi merupakan anak tertua dari tiga orang bersaudara. Adik-adiknya juga tergolong sukses. Raakhi Williams adiknya yang paling kecil, menjabat sebagai chief strategi dan perencanaan di salah satu lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa. Rishi menikah dengan Akshata Murthy, putri dari Narayana Murthy, yang merupakan pendiri sekaligus pemilik perusahaan teknologi : Infosys.

Baca entri selengkapnya »

Stadion Kanjuruhan rusuh (sumber : pikiran-rakyat.com)

Tragedi Kanjuruhan merupakan titik nadir sepak bola Indonesia. Tak pernah ada sebelumnya, ratusan orang meninggal gara-gara nonton sepak bola. Baru kali ini, kita menyaksikan orang-orang bergelimpangan di dalam stadion. Ada yang karena sesak napas, terinjak-injak, bahkan ada yang sudah mati. Koordinator Indonesia Police Watch, Sugeng Teguh Santoso mengatakan, ada kesalahan prosedur dalam penanganan ribut-ribut suporter di Stadion Kanjuruhan Sabtu (1 Oktober) malam lalu. Dalam peristiwa itu, ditemukan adanya penggunaan gas air mata, yang sebenarnya dilarang dalam peraturan FIFA. Larangan itu tentulah bukan tanpa sebab. Karena sebelumnya di negara lain, sudah ada kejadian yang menewaskan ratusan orang akibat penggunaan gas air mata. Di Peru pada tahun 1964, pernah terjadi 328 suporter meninggal karena tembakan gas air mata. Kala itu tim nasional Peru yang bertanding melawan Argentina, kalah 0-1. Tak menerima kekalahan tim pujaannya, para pendukung Peru-pun lantas mengamuk. Ya, miriplah seperti tragedi Kanjuruhan satu minggu lalu. Dimana Arema kalah 2-3 dari rival abadinya : Persebaya, yang kemudian memicu Aremania (pendukung Arema FC) untuk masuk ke dalam lapangan.

Semula, memang hanya satu orang yang masuk. Dia merangkul kiper Arema dan menyalami para pemain lainnya. Namun tak berselang lama, tiba-tiba ratusan suporter lainnya ikut melompat pagar, berhamburan, dan seperti membuat keonaran di tengah lapangan. Setidaknya itulah yang terlihat oleh para aparat, yang malam itu diperkuat 2.000 orang personil. Khawatir rusuh makin membesar, sejumlah aparat nampak sudah tak sabaran. Mereka main pentung, main tendang, hingga suporter yang sudah kecewa semakin emosi. Seharusnya aparat tak perlu bertindak berlebihan. Tak perlu menembakkan gas air mata, terlebih ke arah tribun dimana banyak suporter tak berdosa sedang berusaha untuk keluar. Apalagi, pada malam itu tak ada bentrok antar suporter. Yang ada hanyalah kekecewaaan massa yang hendak dilampiaskan.

Baca entri selengkapnya »